Kegelapan kaubuat dengan keraguan, kau yang menyalakan sumbunya, tentang keputusan saja, kau serapuh itu.
Manusia macam apa kau itu?
Melihat aib orang lain lihai, aib sendiri kau buta.
Sesal itu menari di kepalakau, kantuk pun takut tuk datangi matakau. Bingung pun mengelilingikau, lawankau itu bahaya.
Siapa yang mau menemanikau kalau begini terus sikapkau? Mengusir kekurangan diri, melemparkannya ke orang lain.
Tahu begini, lebih baik lambat asal tepat, dari pada cepat, tapi sesat. Kini terpenjara di dalam jerujikau sendiri.
Cls, Sen, 080724, 00:10, halub©
#ketakutan
#kegelapan
#ulahsendiri
Dirikau Sebenarnya Ketika Dihadapkan Tekanan Terdahsyat
Buah diperas tetap buah.
Manusia tidak begitu,
Bisa berubah sesuai yang tekanan inginkan,
Bisa juga lari tak kembali lagi.
Pilihan dan tingkat ketakutan pasti berbeda,
Satu dengan yang lain.
Yang jadi jauh lebih gila setelah tekanan dahsyat,
banyak.
Yang mengambil jalan yang tak pernah terprediksi, pun ada.
Hadir selalu ketakutan dalam bentuk yang selalu beragam.
Cls, Kam, 110724, 0:05, halubz
Menghadapi Nanti Atau Saat Ini?
Badai selalu bergerak,
menghindar atau menerjang, itulah pilihan.
Nanti ya nanti, kekuatan bisa berkurang,
atau bertambah.
Sekarang, bisa berhasil bisa gagal,
tenaga lebih tersisa banyak.
Badai jenis lain pun, mereka di sana!
Yang nanti, masih jauh dan belum tentu bertemu.
Cls, Kam, 110724, 0:12, halubz
Mengapa Harus Cepat Terpesona?
Dampak, mengapa tak kaupikirkan?
Otak kau, saat itu sedang tak ada?
Gila!--drajatkau itu tak ada!
Khayalankau terlalu,
terlampau TAK TAK TAHU DIRI!
Sudah serenta ini, baru kesadaran itu kauundang kemari
Apa lagi yang kauharapkan dari semua yang sudah usang?
Terlalu terlambat!
SI LAMBAT!
Cls, Kam, 110724, 0:44, halub
Comments
Post a Comment