Sen 14 Des 2020
6
~Penduduk Langit
وَإِذْ أَخَذَ رَبُّكَ مِنۢ بَنِىٓ
ءَادَمَ مِن ظُهُورِهِمْ ذُرِّيَّتَهُمْ وَأَشْهَدَهُمْ عَلَىٰٓ أَنفُسِهِمْ
أَلَسْتُ بِرَبِّكُمْ ۖ قَالُوا۟ بَلَىٰ ۛ شَهِدْنَآ ۛ أَن تَقُولُوا۟ يَوْمَ
ٱلْقِيَٰمَةِ إِنَّا كُنَّا عَنْ هَٰذَا غَٰفِلِينَ
Terjemah Arti: Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu
mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil
kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): "Bukankah Aku ini
Tuhanmu?" Mereka menjawab: "Betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi
saksi". (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak
mengatakan: "Sesungguhnya kami (bani Adam) adalah orang-orang yang lengah
terhadap ini (keesaan Tuhan)",
. . .
172.
وَإِذْ أَخَذَ رَبُّكَ مِنۢ بَنِىٓ ءَادَمَ مِن
ظُهُورِهِمْ ذُرِّيَّتَهُمْ (Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu
mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka) Yakni Allah setelah
menciptakan nabi Adam mengusap punggungnya dan mengeluarkan keturunannya
darinya, kemudian mengambil perjanjian atas mereka. Dan mereka ketika itu
berada dalam alam arwah.
وَأَشْهَدَهُمْ
عَلَىٰٓ أَنفُسِهِمْ (dan Allah mengambil kesaksian terhadap
jiwa mereka) Yakni Allah mengambil kesaksian terhadap setiap mereka dengan
firman-Nya: Bukankah Aku ini Tuhanmu?
أَلَسْتُ بِرَبِّكُمْ
ۖ قَالُوا۟ بَلَىٰ ۛ شَهِدْنَآ ۛ (Bukankah Aku ini Tuhanmu?” Mereka
menjawab: “Betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksinya) Yakni kami
bersaksi atas diri kami bahwa Engkau adalah tuhan kami.
أَن تَقُولُوا۟ يَوْمَ الْقِيٰمَةِ إِنَّا كُنَّا عَنْ هٰذَا
غٰفِلِينَ(agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan: “Sesungguhnya kami
(bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini) Yakni agar kalian
tidak mengatakan: kami tidak mengetahui bahwa Allah adalah Tuhan kami
satu-satunya dan tidak ada sekutu bagi-Nya.
📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir
/ Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam
Madinah
(Referensi: https://tafsirweb.com/2626-quran-surat-al-araf-ayat-172.html)
. . .
Di dalam kitab Sahihain disebutkan
melalui Abu Hurairah r.a. bahwa Rasulullah صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ. pernah bersabda:
"كُلُّ
مَوْلُودٍ يُولَدُ عَلَى الْفِطْرَةِ -وَفِي رِوَايَةٍ: عَلَى هَذِهِ الْمِلَّةِ
-فَأَبَوَاهُ يُهَوِّدَانِهِ، وَيُنَصِّرَانِهِ، وَيُمَجِّسَانِهِ، كَمَا تُولَدُ
الْبَهِيمَةُ بَهِيمَةً جَمْعَاءَ، هَلْ تُحِسُّونَ فِيهَا مِنْ جَدْعَاءَ"
Setiap anak dilahirkan dalam keadaan
fitrah (suci). Riwayat lain
menyebutkan: dalam keadaan memeluk agama ini (Islam), maka
kedua orang tuanyalah yang menjadikannya seorang Yahudi atau seorang Nasrani
atau searang Majusi, seperti halnya dilahirkan hewan ternak yang utuh, apakah
kalian merasakan (melihat) adanya cacat padanya?
Di dalam kitab Sahih
Muslim disebutkan melalui Iyad ibnu Himar bahwa Rasulullah صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ. telah bersabda:
"يَقُولُ اللَّهُ [تَعَالَى] إِنِّي
خَلَقْتُ عِبَادِي حُنَفَاءَ فَجَاءَتْهُمُ الشَّيَاطِينُ فَاجْتَالَتْهُمْ، عَنْ دِينِهِمْ
وَحَرَّمَتْ عَلَيْهِمْ مَا أَحْلَلْتُ لَهُمْ"
Allah Swt, berfirman, "Sesungguhnya Aku menciptakan hamba-hamba-Ku
dalam keadaan hanif (cenderung kepada agama yang hak), kemudian datanglah setan,
lalu setan menyesatkan mereka dari agamanya dan mengharamkan kepada mereka
apa-apa yang telah Aku halalkan kepada mereka.”
(http://www.ibnukatsironline.com/2015/05/tafsir-surat-al-araf-ayat-172-174.html)
. .
.
Apakah
tiap - tiap yang bisa terbang adalah penduduk langit ? apakah penduduk langit
benar -benar tinggal di langit, elangkah penduduk langit, atau orang - orang yang
tinggal di pegunungan yang tinggi itu, atau makhluk ghaib seperti malaikat dan
semisal nya . . .
Manusia
sebenar nya penduduk langit atau penduduk bumi ? kalau kita mengulang kembali
cerita manusia pertama Nabi Adam, beliau asli nya penduduk langit bersama istri
nya. Karena ada pelanggaran yang di langgar oleh kedua nya, diturunkanlah
mereka ke dunia karena suatu hal yang tidak boleh dilakukan di langit sana,
Padahal
pesona langit begitu indah sangat jauh ketimbang dunia, ketika seseorang di hokum,
berarti dia di turunkan kenikmatan nya, kesejahteraan nya menurun ke tingkat
yang lebih rendah, tapi realita yang ada mengapa tidak sedikit yang menganggap
pesona dunia amat begitu indah,
Dan
beranggapan ‘kehidupan’ adalah kehidupan di dunia, tidak ada kehidupan yang
lain, sehingga mereka berlaku semau nya di dunia tanpa memperhatikan di dalam
hukuman ada peraturan yang mengikat dan tidak boleh di langgar, kalau mau nya
bebas - bebasan, semau nya sendiri
pemuja kebebasan tanpa aturan, Kenapa ga tinggal di planet pribadi aja, kalua bisa
planet bikinan sendiri ?
Comments
Post a Comment