Sen 5 Okt 2020
5
~ Lepas . . . ,semua hanya titipan
وَمَآ أَدْرَىٰكَ مَا يَوْمُ ٱلدِّينِ
ثُمَّ مَآ أَدْرَىٰكَ مَا يَوْمُ ٱلدِّينِ
يَوْمَ لَا تَمْلِكُ نَفْسٌ لِّنَفْسٍ شَيْـًٔا
ۖ وَٱلْأَمْرُ يَوْمَئِذٍ لِّلَّهِ
Tahukah
kamu apakah hari pembalasan itu?
Sekali lagi, tahukah kamu apakah hari
pembalasan itu?
(Yaitu) hari (ketika) seseorang tidak berdaya
sedikitpun untuk menolong orang lain. Dan segala urusan pada hari itu dalam
kekuasaan Allah.
(QS Al Infithar 17-19)
. . .
17-19.
Tahukah kamu keagungan hari perhitungan amal? Kemudian tahukah kamu keagungan
hari hisab? Pada hari itu, tidak ada seorangpun yang bisa memberi manfa’at
kepada orang lain. Segala urusan pada hari itu hanya milik Allah semata, tidak
ada yang mengalahkan NYA, tidak ada yang berkuasa atas NYA, dan tidak ada yang
menentang NYA.
📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi
Arabia
Referensi:
https://tafsirweb.com/12233-quran-surat-al-infitar-ayat-19.html
. . .
Terlalu merasa memiliki yang pada akhir
nya membawa kepada kehilangan yang sangat, tidak, kita semua tidak memiliki apa
- apa ‘‘Bagaimana seseorang yang baru
lahir ? tak berbaju, menangis, tak
berdaya, menggenggam erat tangan nya sendiri; seakan sangat berambisi memiliki
segala nya,
Atau merasa terusik sehingga buat
perlindungan dari tiap yang tidak dikenal nya, pada akhir nya, semua orang
tidak bisa menguasai diri nya, diri nya sendiri sekalipun tak bisa, bagaimana
orang sekitar,
Apalagi yang harus dirasa sebagai milik
nya, yang nanti nya akan meninggalkan nya atau dia yang merasa memiliki harus
pergi lebih dulu dari suatu yang ia rasa milik nya, seakan kepemilikan hanya
hayalan yang tiada pernah berujung.
Karena ia segera pupus dan berestafet ke
manusia berikut nya, tidak ada yang benar - benar dimiliki oleh orang - orang
di dunia ini, kepemilikan hanya seperti angin sepoi yang bertiup sekilas, lalu
pergi halus dan hanya meninggalkan angan dan hayalan,
Berpikir Untuk memiliki nya lagi,
menyedihkan hanya hayalan kosong belaka tiada guna, seberapa banyak dari materi
yang akan memenuhi tiap kepala manusia dan ia bersikeras untuk memiliki nya,
tanpa pikir apakah ia memang benar - benar harus memiliki,
Lantas bolehkah kita memiliki rasa
kepemilikan itu sendiri, yang sejatinya rasa itu hanya hinggap sebentar lalu
pergi, pergi ke manusia lain nya, pindah menuju makhluk lain nya,
Mungkin boleh tiap yang bernafas dan
bernyawa merasa memiliki di dunia ini, tapi apakah itu semua akan benar - benar
ia miliki dan membantu nya di akhirat kelak.
Comments
Post a Comment