Skip to main content

JALUR MAYOR MADMUIN HASIBUAN

hari itu pagi yang hampir menuju siang di jalan bekasi,


Jl. MM Hasibuan, semua berputar sangat cepat.


Kemarin rasanya sedang ngebut-ngebutnya kesana


Kini hanya terpaku dan beku tidak kesana


Ponpes Muttaqin Cirebon, 3 dara telah usai belajar


Tapi terasa, seakan mereka masih disana


Lagi-lagi, walau hanya sekedar lalui perempatan itu


Raga terpaut rasa oleh mereka dan apa yang terukir


Mereka atau aku yang mengukir rasa di jalan itu


Sangat jelas dan terang, bahkan walau hanya sedikit mengingatnya


Seperti masih kental dan tak mau usai oleh hilang serta lupa


Mereka seperti selalu ada dan tak mau beranjak tua,


Tapi diri ini telah tergerus keras oleh waktu, tak seperti sedia


Waktu terasa sebentar bila bersamaku,


Tidak bila bersama mereka, enggan pudar dan rusak


Takut memanggil sejak pagi : "sini bersamaku lebih lama."


Angin sore mengipas lembut wajah reot ini, menyadarkanku telah ditinggal mereka


Masih tetap di jalan itu, jl mm Hasibuan.


Aku tetap terima, dengan sekuat rasa dan etika.


Semua tak akan sia-sia, sirna bukan hilang


Hilang bukan tak pernah bertemu


Menulis cerpen dan puisi bukan berarti lupa usia


Hanya menitipkan rasa pada generasi berikutnya


Mungkin bisa jadi sedikit petunjuk dikala suntuk


Ingatan itu kuat dan tak gentar menabrak jiwa


Berangkat sehabis subuh, sempat dzuhur berjama'ah


Bukan perjalanan biasa, tapi perjalanan cinta.


3 dara itu, kemana mereka? Masihkah ingat aku?


Kita ada tali, bukan sembarang tali, tapi ini tali rasi dan hati.


Kuat, kuat, kuat. Walau nyatanya mata ini berair.


Hapus, hapus, hapus. Tetap saja mata memerah.


Mereka dimana sih? Mengapa tak lagi ke sana?


Sudah selesaikah, sekolahnya? Tidak terasa.


Spacy itu, masih menyimpan rindu yang dahsyat!


Pasar cilimus, pasar kuningan, naik sepeda di bawah rembulan malam.


Lelah, ya sangat, tapi tetap ingat, sangat ingat dan pekat, walau hanya sebentar.


Masih, masih benar-benar terasa, seakan esok aku harus bertemu mereka.


Padahal mereka tak lagi disana, buat apa aku kesana?


Tak ada siapa-siapa, hanya bayangan semu yang meneteskan air mata.


Cepat, terlalu cepat bersama resah dan takut.



______________


hlb© @Rtd

Selasa 15 Juni 2021

مشتاق با اموي، أجوم، و كنوي

عسي هنّ صحة كلّ يوم في حايتهنّ


Kangen nengokin mereka di beber. Tp udah ga ada.



Comments

Popular posts from this blog

6 ~Penduduk Langit

                                                                          Sen 14 Des 2020 6 ~Penduduk Langit وَإِذْ أَخَذَ رَبُّكَ مِنۢ بَنِىٓ ءَادَمَ مِن ظُهُورِهِمْ ذُرِّيَّتَهُمْ وَأَشْهَدَهُمْ عَلَىٰٓ أَنفُسِهِمْ أَلَسْتُ بِرَبِّكُمْ ۖ قَالُوا۟ بَلَىٰ ۛ شَهِدْنَآ ۛ أَن تَقُولُوا۟ يَوْمَ ٱلْقِيَٰمَةِ إِنَّا كُنَّا عَنْ هَٰذَا غَٰفِلِينَ Terjemah Arti: Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): "Bukankah Aku ini Tuhanmu?" Mereka menjawab: "Betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi". (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan: "Sesungguhnya kami (bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan)", . . . 172. وَإِذْ أَخَذَ رَ...

Review Drama Teater Koma Dengan Judul “Calon” Karya N.Riantiarno

Review Drama Teater Koma Dengan Judul “Calon” Karya N.Riantiarno      Seni pertunjukan yang berjudul “Calon” karya N.Riantiarno menggunakan pendekatan  sosiologi. Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hidup bersama dalam masyarakat, dan menyelidiki ikatan-ikatan antara manusia yang menguasai kehidupan itu. Namun, menurut Soerjono Soekarno mengartikan sosiologi sebagai suatu ilmu pengetahuan yang membatasi diri  terhadap persoalan penilaian. Sosiologi tidak menetapkan ke arah mana sesuatu seharusnya berkembang dalam arti  memberi petunjuk-petunjuk yang menyangkut kebijaksanaan  kemasyarakatan dari proses kehidupan bersama tersebut. Jadi kesimpulannya arti dari pendekatan sosiologi tersebut adalah suatu landasan kajian sebuah studi atau penelitian untuk mempelajari hidup bersama dalam masyarakat.  Dalam drama teater koma yang berjudul “Calon” karya N.Riantiarno dan disutradai oleh Rangga Riantiarno.  Teater ini menceritakan tentang  dua...

Ketakutan Yang Mengejar

       Kegelapan kaubuat dengan keraguan, kau yang menyalakan sumbunya, tentang keputusan saja, kau serapuh itu.     Manusia macam apa kau itu?    Melihat aib orang lain lihai, aib sendiri kau buta.     Sesal itu menari di kepalakau, kantuk pun takut tuk datangi matakau. Bingung pun mengelilingikau, lawankau itu bahaya.    Siapa yang mau menemanikau kalau begini terus sikapkau? Mengusir kekurangan diri, melemparkannya ke orang lain.    Tahu begini, lebih baik lambat asal tepat, dari pada cepat, tapi sesat. Kini terpenjara di dalam jerujikau sendiri.    Cls, Sen, 080724, 00:10, halub© #ketakutan #kegelapan #ulahsendiri     Dirikau Sebenarnya Ketika Dihadapkan Tekanan Terdahsyat    Buah diperas tetap buah. Manusia tidak begitu, Bisa berubah sesuai yang tekanan inginkan, Bisa juga lari tak kembali lagi. Pilihan dan tingkat ketakutan pasti berbeda, Satu dengan yang lain.   ...