Pertiwi Meronta - Ronta
Ku Lihat Langit tak sebiru kata
Rumput tak sehijau lumut
Anak hutan tak tahu pergi kemana,
Raja hutan tinggalah makan delima,
Oh Pertiwi ada apa gerangan kenapa engkau meratap nestapa
Sedih hati gulana Tak berdaya melihat Ibu Meronta Ronta
Di amuk oleh Sang Naga Membakar Sana Kian Kemari
tak peduli siapa yang dijumpa sesuka hati dilahapnya
Marah Aku tapi tak berdaya hanya sepucuk doa dikala merana pada Sang Kuasa. Akhirilah ... Akhirilah ... Akhirilah ...
Wahai sang naga Ingatlah - Ingatlah
(ظَهَرَ الْفَسَادُ فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ أَيْدِي النَّاسِ لِيُذِيقَهُمْ بَعْضَ الَّذِي عَمِلُوا لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ)
[سورة الروم 41]
Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia; Allah menghendaki agar mereka merasakan sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).
.
Abul Aliyah mengatakan bahwa barang siapa yang berbuat durhaka kepada Allah di bumi, berarti dia telah berbuat kerusakan di bumi, karena terpeliharanya kelestarian bumi dan langit adalah dengan ketaatan.
.
Hermanto @rtd jum 4 okt 2019
Comments
Post a Comment