Ada sebagian orang yang menjaga kesehatannya dengan penjagaan yang ketat, mulai dari jaga makanan, minuman, pola hidup sehat dan teratur. Tapi Kenapa malah lebih sering sakit ketimbang yang engga terlau banget ngejaga kesehatannya. Makan ya kan, begitu juga minum, minum ya tinggal minum, selagi masih dalam kategori halal.
Ada juga yang menjaga trus ketaatannya sampai titik klimaks tingkatan paling atas, eh malah jatuh juga ke kubangan ma siat, bahkan bukan ma siat yang biasa, salah satu dari dosa besar telah di lakukannya. Lagi-lagi sebaliknya, ada yang biasa saja, sedang-sedang saja, bahkan peluang untuk durhaka lebih besar ketimbang si taat tadi, eh ternyata dia yang lebih bisa menjaga agar tidak jatuh di antara kubangan dosa besar.
Yang terlihat hebat, bahkan dianggap sangatlah hebat di mata kebanyakan manusia, setelah ketahuan bagaimana dapurnya, ternyata tidak jauh beda dari orang biasa pada umumnya. Yang nampak seakan bukan asli, bahkan bisa jadi hanya ilusi. Malah yang terlihat biasa saja, bahkan diremehkan, dianggap rendah oleh banyak orang, malah itu yang Istimewa, karena dia tau Keistimewaan bukan barang pameran yang bebas di unjuk di depan khalayak ramai, tidak perlu baginya manusia mengetahui keistimewaannya, cukup Penciptanya saja.
Terlalu hebat bila anggap bisa menguasai semuanya, hal baik ataupun buruk, apalagi menganggap semua berada di dalam genggaman. Kita hanya manusia, jangan terlalu mengharap kepada manusia, berharap penuhlah kepada yang Maha Pencipta, bisa dipastikan tidak akan pernah kecewa, itupun bila iman di dada. Hal baik dan buruk bukan perkara sederhana, bila hanya andalkan kekuatan manusia yang sangat terbatas dan lebih banyak tidak berdayanya, maka bisa dipastikan kecewa lebih menerpa. Semua harus libatkan, harus mintakan Pertolongannya.
Lagi-lagi bila menganggap hebat diri dengan segala perencanaan hebat dan penuh perhitungan, lalu bila ada yang tidak terwujud, lantas siapa yang disalahkan ? Semoga saja bukan orang lain, ketika rencana, mimpi, cita-cita tidak berjalan lancar sesuai kehendak, Syukuri saja, dengan begitu akan membantu rasa "terlalu hebat" yang ada di dalam dada untuk pupus seketika. Pada akhirnya harus selalu kembalikan semua kepelikan yang ada, semuanya kepada yang Maha Pencipta.
Semua ada, semua bisa terlaksana bila dengan izinnya, manusia terkadang terlalu banyak berdusta yang akhirnya membuat semua jadi sangat hampa. Terlalu merasa bisa ini dan itu, merasa lebih hebat dari si "Z" merasa diri lebih baik dari si "Y" hanaya rasa yang diperturutkan tanpa berpikir bagaimana itu semua bisa terlaksana. Kalau mau jujur, sebenarnya terlalu banyak unsur yang menjembatani rasa hebat itu terwujud. Yang sulit merasa diri bukan apa-apa.
Aku telah banyak berbuat, "lihat banyak sekali orang yang telah ku tolong, banyak sekali kesedihan yang telah ku hentikan, betapa banyak seutas senyum dari banyak wajah yang telah ku usahakan. Mungkin sulit mengatakan : "tidaklah, semua hanya terjadi atas kehendakanya, aku hanya hambanya yang diberikan sedikit izin untuk merangkak di buminya yang luas, tanpa izin dan kuasanya, hanya untuk menghirup oksigen ciptaannya, mana ku mampu?"
Mungkin sebagian tanah terlalu lama mentap awan, terlalu lama menatap langit. Atau tanah itu menganggap sama awan dan langit yang selalu ditatapnya itu. Pohon tetaplah pohon, ia hanya menancapkan akar di bumi, lalu, mencoba meraih sinar mentari hingga sedikit pergerakannya menumbuhkan hasil yang menengadah ke langit, tapi, tidak akan pernah menyentuh langit.
Kamis, 20 mei 2021
Brebes, tonjong, jawa tengah.
hlb.
Comments
Post a Comment