Skip to main content

Gulai Otak

 



Gulai Otak



Sepotong tulisan bertuliskan "Gulai Otak" terasa seram membayangkannya, otak di gulai, tapi kalau pemasaknya handal mungkin bisa membuat lupa yang memakannya, otak kok di konsumsi, seperti kehabisan bahan pangan saja. Ada beberapa pelajaran yang bisa diambil dari otak gulai atau gulai otak. Ini menandakan otak itu murni aslinya tidak terkontaminasi oleh apapun, asli begitu saja, seperti lembaran buku tulis yang baru. Belum tertoreh dengan tinta sedikit pun.


   Begitu juga Otak hari ini, terlalu banyak pencuci otak yang mencuci ribuan, jutaan, atau bahkan lebih banyak dari sekedar nominal. Otak yang sejak awal difungsikan untuk memerintahkan anggota tubuh yang satu dengan yang lain untuk suatu hal yang bermanfaat, seperti sepersekian detik otak memerintahkan tangan untuk lepas dari ketidak sengajaan memegang bawah setrika. Orang bilang tindakan itu "reflek" Namanya, Padahal itu salah satu dari sekian banyak fungsi otak untuk menyelematkan tubuh dari setiap bahaya yang datang, seperti sensor radar saja cara kerjanya, kurang lebih begitu. 


   Terlalu banyak hari ini pengalih fokus yang sebagian orang belum menyadari kalau itu sebuah pengalih fokus. Karena terlalu banyak maslah yang lahir di zaman ini, maka banyak pula para Ahli Fiqih yang dibutuhkan untuk meluruskan kerancuan yang ada. Seperti ungkapan "bantu orang tua tiada habisnya." Ini mah bukan tugas anak, mengapa anak ikut-ikutan membantu pembiayaan sekolah adik-adiknya yang banyak, bisa bisa kita menikah dengan lelaki tua karena terlalu sibuk menghabiskan umur dengan label 'membantu orang tua' itu hanya segelintir misal dari sekian banyak permisalan yang belum tertulis.


   Coba kalau si kakak-kakak itu membalik posisinya menjadi "adik" sedikit banyak tentu ada harapan agar kakak-kakaknya membantu dalam pembiayaan pembelajarannya, karena si adik menimbang 'Mungkin Orang tua sudah terlalu letih, sudah banyak terlalu yang berlalu, tentunya dalam bingkai memperjuangkan keberlangsungan anak-anaknya. Hanya saja dewasa kini waktu seakan terasa semakin singkat, maka yang keadaan ini,  menjadikan semakin singkat pula ketabahan, semakin sempit juga hati walau hanya untuk sekedar menampung masalah yang ada.' sebuah kelemahan yang tak terelakkan.


   Bukti nyata rapuhnya kita, kalau saja kita menimbang itu semua dengan garis bawah tebal "seperti apapun kondisinya, semerawut apapun masalahnya, kalau Sang Maha Pencipta Ridha, semua tak akan jadi petaka, selamanya." Hanya saja segelintir Otak sudah terlalu terwarnai dengan rasa gulai yang kental, dengan minyak, santan, dan garam. Sehingga amat sangat sulit mengembalikan otak agar pulih seperti sedia kala seperti sebelum tercampur rasa gulai yang kental dan menyesakan dada.


   Ada lagi korban serempetan virus otak yang begitu bertebaran. Seperti seorang wanita yang sangat memginginkan menikah, tapi tidak ingin menerima konsekuensi dari pernikahan itu sendiri. Setelah nikah tentu kebanyakan inginkan hadirnya seorang generasi penerus atau seorang anak. Terkadang ia hanya ingin, tanpa ada rasa keingintahuan dari konsekuensi tiap keinginannya, hanya berpikir keinginannya terwujudkan, bila kendala datang selesaikan dengan cara yang menurutnya benar tanpa pikir panjang bagaimana bila hasil dari keputusannya akan merugikan banyak orang.

 

  Ingin nikah, tapi tak mampu untuk melahirkan atau bahkan mempelajari seluk beluk yang berkaitan dengan "melahirkan" akhirnya sesar jadi jalan pintas yang penting pantas menurutnya, ada lagi ketika bayi sudah berhasil lahir walau sesar, kemudian ASI tidak keluar, lalu acuh tanpa ada beban tanggung jawab untuk menentaskan masalah yang sedang dihadapinya. Dan lagi-lagi ketika orang-orang mencurahkan rasa kasihan dan perhatian padanya. Semua dianggap jutek, tidak mengerti keadaan. Padahal bila Pencipta telah menciptakan Payudara dan Vagina, pasti ada banyak makna padanya, hanya saja oleh sebagian Otak yang telah terkena Gulai atau berbagai virus nonilahi, menjadikan lupa bahkan menganggap biasa kesalahan yang telah di perbuat. Semoga kita termasuk yang diteguhkan Otaknya dengan Keimanan dan Keridhaan dari Sang Maha Segalanya, serta terhindar dari berbagai virus degredasi otak yang juga melemahkan iman.




Comments

Popular posts from this blog

6 ~Penduduk Langit

                                                                          Sen 14 Des 2020 6 ~Penduduk Langit وَإِذْ أَخَذَ رَبُّكَ مِنۢ بَنِىٓ ءَادَمَ مِن ظُهُورِهِمْ ذُرِّيَّتَهُمْ وَأَشْهَدَهُمْ عَلَىٰٓ أَنفُسِهِمْ أَلَسْتُ بِرَبِّكُمْ ۖ قَالُوا۟ بَلَىٰ ۛ شَهِدْنَآ ۛ أَن تَقُولُوا۟ يَوْمَ ٱلْقِيَٰمَةِ إِنَّا كُنَّا عَنْ هَٰذَا غَٰفِلِينَ Terjemah Arti: Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): "Bukankah Aku ini Tuhanmu?" Mereka menjawab: "Betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi". (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan: "Sesungguhnya kami (bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan)", . . . 172. وَإِذْ أَخَذَ رَ...

Deep Talk, tau diri #1

    Hal apa yang membuatmu jatuh cinta pada seseorang? Anonim Dijawab 10 bulan yang lalu Mungkin jawaban ini akan sedikit terdengar seperti sinetron, namun percayalalah, semua rasa yang sampai pada saya benar-benar nyata. Maaf kalau berantakan, saya bukan penulisdibi  chat. Kalau saya kirimi pesan jam 7 malam, baru akan di balas besok paginya. Ntah memang baru di baca atau di sengaja, saya tak tau, yang jelas hal seperti itu membuat saya tak pernah bosan dengandia. Lama-kelamaan kami mulai jalan berdua tanpa perlu di jebak lagi. pulang dinas saya sering bawakan dia yang sedikit spesial dari yang lain. Saya kirimi go food ke kampus atau tempat kerjanya dan akhirnya dia paham kalau saya suka dia sebagai seorang laki-laki, perhatian ini bukan sekedar abang ke adik lagi. Tapi dia menolak. Penolakan pertama yang saya terima. Ketika banyak yang secara fisik dan materi lebih baik dari dia dan menginginkan saya, dia justru menolak saya. Alasannya karena kami berbeda dar...

Review Drama Teater Koma Dengan Judul “Calon” Karya N.Riantiarno

Review Drama Teater Koma Dengan Judul “Calon” Karya N.Riantiarno      Seni pertunjukan yang berjudul “Calon” karya N.Riantiarno menggunakan pendekatan  sosiologi. Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hidup bersama dalam masyarakat, dan menyelidiki ikatan-ikatan antara manusia yang menguasai kehidupan itu. Namun, menurut Soerjono Soekarno mengartikan sosiologi sebagai suatu ilmu pengetahuan yang membatasi diri  terhadap persoalan penilaian. Sosiologi tidak menetapkan ke arah mana sesuatu seharusnya berkembang dalam arti  memberi petunjuk-petunjuk yang menyangkut kebijaksanaan  kemasyarakatan dari proses kehidupan bersama tersebut. Jadi kesimpulannya arti dari pendekatan sosiologi tersebut adalah suatu landasan kajian sebuah studi atau penelitian untuk mempelajari hidup bersama dalam masyarakat.  Dalam drama teater koma yang berjudul “Calon” karya N.Riantiarno dan disutradai oleh Rangga Riantiarno.  Teater ini menceritakan tentang  dua...