Tak bisa dibayangkan pertengkaran itu. Orje sudah tak sadarkan diri, matanya menatap kejam, mendelik, melihat ke depan lurus. Orgen menatapnya lemah, dia bingung bagaimana melawan Orje.
"Khiyaaa!" Orje makin menjadi-jadi, dia melesat dengan tinju dua tangan mengepal ke arah Orgen. Dengan tenaga sisa Orgen coba menahan serangan itu. "Buggh!" Kedua kepal tinju mendarat di dada Orgen dengan sedikit penahanan dan tangkapan yang tepat.
Mata Orjen tetap menatap tajam, darah di mulut Orgen tak bisa ditutup-tutupi lagi, dia hanya meringis ke arah Orje, pasrah.
Pertarungan mereka sudah berlangsung selama kurang lebih satu jam setengah. Orje benar-benar tak memberi ampun, dua menendang Orgen dengan tekukkan lututnya.
Bugh! Bugh! Orgen semakin lemas genggaman tangannya pun mengendur, pandangannya mulai kabur. Dari bahunya pun mengalir darah segar, Orje benar-benar sudah berubah, dia bukan dia yang biasanya.
Bersambung ....
--
Sumber gambar: piaxabay
Ahad, 17 April 2022, Warteg kali sari wthnr
Comments
Post a Comment