Di manakah kita di sisi kemuliaan para 'Ulama? Seberapa peduli kita tentang keselamatan diri ini di sisi Allah dibanding girang hati kita mengatakan sesama salah dan kita yang benar?
"Wahai Syaikh," ujar seorang pemuda, "Manakah yang lebih baik, seorang Muslim yang banyak ibadahnya tetapi akhlaqnya buruk ataukah seorang yang tak beribadah tapi amat baik perangainya pada sesama."
"Subhaanallah, keduanya baik," ujar sang Syaikh sambil tersenyum. "Mengapa bisa begitu?"
"Karena orang yang tekun beribadah itu boleh jadi kelak akan dibimbing Allah untuk berakhlaq mulia bersebab ibadahnya. Dan karena orang yang baik perilakunya itu boleh jadi kelak akan dibimbing Allah untuk semakin taat kepada Nya." "Jadi siapa yang lebih buruk?" desak si pemuda.
Airmata mengalir di pipi sang Syaikh. "Kita Anakku," ujar beliau. "Kitalah yang layak disebut buruk sebab kita gemar sekali menghabiskan waktu untuk menilai orang lain dan melupakan diri kita sendiri." Beliau terisak-isak. "Padahal kita akan dihadapkan pada Allah dan ditanyai tentang diri kita, bukan tentang orang lain."¹
--
¹Sunnah Sedirham Surga, hlm 161, Salim A. Fillah l, Pro U Media, Yogyakarta, 2017
Sumber gambar: Xiaomi Redmi 8A Pro
Comments
Post a Comment