Di tengah oasenya dengan bangga tersenyum lepas, mengira semuanya telah berjalan sesuai kehendak, tak henti-henti terik matahari dan angin yang menerpa terasa nyaman-nyaman saja.
Tertipu, itulah 'kenyataannya' tak peduli apapun rasanya, tak lebih tak kurang itu hanya kepalsuan, yakin! Memang bukan drama tingkat negara lagi, tingkatnya sudah masuk alam jiwa, nun jauh di sana.
Menekuk apa pun yang tak bisa ditekuk, berterima kasih hanya seremonial, bersingut-singut hanya untuk sebuah 'kelayakan' palsu. Bagaimana bisa, karena memang sedang berada di dalam lingkungan orang lain.
Tak ada sama sekali 'ketertarikan', mana ada tertarik dengan barang jelek yang sungguh tak akan pernah menjadi bagus meski dipoles dengan polesan terbaik dunia, frustasi, bukan, itulah 'kenyataannya'.
Pertanyaan-pertanyaan palsu dilontarkan, untuk apa? Tak ayal, hanya pendukung seremonial belaka, agar tak terkesan 'kaku' atau semacamnya, terima? Tentu tetap diterima, justru banyak 'kebaikan' dari sosok lupa ngacanya.
#ketertarikan fals(u)
Comments
Post a Comment