Makin ke sini, makin banyak yang mengeluhkan kalau mentalnya sedang tidak baik-baik saja.
Tak banyak yang bisa membantu prosesi penyembuhannya, bisa dibilang itu tergantung bagaimana ritme latihan tameng jiwa dari tiap individu.
Kalau hari-hari yang dilaluinya lebih banyak ke unsur-unsur pelemahan jiwa, tentu mental bakal lebih rapuh keadaannya, tentu itu akan jadi hal serius yang mengkhawatirkan.
Betapa banyak dari sekian rentetan aktifitas seseorang yang di sana 'kehadiran mental' yang utuh amat sangat dibutuhkan.
Ucap saja seperti gosok gigi sebelum dan setelah bangun tidur, sepele? Tentu, tapi ada manfaatnya.
Lagi, seperti sebuah absen. Kita yang biasa bolos dan juga biasa diisikan 'hadir' oleh rekan kita, tiba-tiba rekan kita dipergok paksa oleh guru yang ternyata sudah lama menyadari kebusukan itu.
Rekan kita bilang seadanya dong. Terus, kita mau dendam dengan teman kita, sampai menghapusnya dari daftar rekan.
Lalu jasanya selama ini dalam menutupi kebobrokan kita di mana? Ditelan oleh keji dan bengisnya otak kita?
SAKIT MENTAL! JAUH DOANG TAPI KAPAS! TAMPANG DOANG PRIMA, NYATANYA HANYA LAGA!
BAKAT TERBAIK ITU BUKAN BAKAT MENGGONGGONG! TAPI BAKAT REALISASI! BAGONG!
--
RTD. Selasa 26 April 2022
Toscahlb©
--
Sumber gambar: canva free, sumber tulisan: @istiana99_
Comments
Post a Comment