Sudah menjadi sunnatullah di alam semesta sepanjang sejarah bahwa kekuatan moral merupakan pelindung bagi peradaban dan kekuatan material. Jika suatu umat memiliki akhlak yang baik, aqidah yang sehat, dan prinsip-prinsip sosial yang benar, kekuatan material nya akan semakin kukuh, kuat, dan tegar. Akan tetapi, jika akhlaknya bejat, aqidahnya menyimpang, dan sistem sosialnya tidak benar, ke kuatan materialnya tidak akan lama lagi pasti mengalami keguncangan dan kehancuran.
Mungkin Anda akan melihat suatu bangsa yang secara material berdiri tegar dalam puncak kemajuannya, padahal sistem sosial dan akhlaknya tidak benar, sesungguhnya bangsa ini sedang berjalan dengan cepat menuju kehancurannya. Mungkin Anda tidak dapat melihat dan merasakan "perjalanan yang cepat" ini karena pendeknya umur manusia dibandingkan dengan umur sejarah dan generasi. Perjalanan seperti ini hanya dapat dilihat oleh "mata sejarah" yang tidak pernah tidur, bukan oleh mata manusia yang picik dan terbatas.
Mungkin juga Anda akan melihat suatu bangsa yang tidak per nah segan-segan mengorbankan segala kekuatannya demi memper tahankan aqidah yang benar dan membangun sistem sosial yang sehat, tetapi tidak lama kemudian bangsa pemilik aqidah yang benar dan sistem sosial yang sehat ini berhasil mengembalikan negerinya yang hilang dan harta kekayaannya yang dirampok, bahkan kekuatannya kembali jauh lebih kuat dari sebelumnya.
Anda tidak akan mendapat gambaran yang benar tentang alam, manusia, dan kehidupan kecuali di dalam aqidah Islam yang menjadi agama Allah bagi para hamba-Nya di dunia. Demikian pula Anda tidak akan mendapatkan sistem sosial yang adil dan benar kecuali dalam sistem Islam. Pengorbanan inilah yang akan menjamin keselamatan harta, negeri, dan kehidupan Muslim.
Karena itulah, prinsip hijrah ini disyariatkan di dalam Islam. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam memerintahkan para sahabatnya berhijrah dan meninggalkan Makkah setelah menyaksikan penyiksaan yang dilancarkan kaum musyrik terhadap para sahabatnya dan karena khawatir akan terjadinya fitnah pada keimanan mereka.
Hijrah ini sendiri merupakan salah satu bentuk siksaan dan penderitaan demi mempertahankan agama. la bukan tindakan meng hindari gangguan dan mencari kesenangan, melainkan merupakan penderitaan lain di balik penantian akan datangnya kemenangan dan pertolongan Allah.
--
Sumber: buku Sirah Nabawiyyah, Dr. Muhammad Sa'id Ramadhan Al-Buthi, rabbani press 1999, Batu Ampar Condet-Jakarta Timur, hlm 111.
--
Sumber gambar pixabay
Comments
Post a Comment