Skip to main content

(21) Ketika kita merasa kuat










 

     !!    عندما نشعر بالقوة

21

Ketika kita merasa kuat ... !!



Perasaan kuat tiba-tiba menghampiri, banyak faktor yang menjadikan seperti itu, spontan saja rasa kuat itu berbarengan dengan bangga diri, seakan semua bisa takluk di depan dengan mudah, cepat dan instant. Konon ketika rasa kuat menghampiri dan memguasai diri, secara natural sesuatu yang lebih kuat muncul tanpa di minta, ini seperti sebuah sirene yang mengingatkan akan selalu ada langit di atas langit.


Begitu pula ketika diri merasa lemah dan tak berguna maka secara alami datang bermacam-macam contoh dari yang lebih lemah dan tak berdaya, ini pun seperti sebuah alarm pengingat bahwa akan selalu ada tanah di bawah tanah, posisi atau kondisi dimana diri merasa tinggi dan tak tertandingi, maka secara alamiah akan ada yang lebih tinggi lagi dan lebih tak tertandingi.


Begitu pula ketika ketika keadaan buruk dan nestapa mampir sebentar dan membuat prustasi tak berguna, seperti belum pernah tertawa bahagia rasanya. Ketika rasa duka dan nestapa menghampiri, penilaian manusia memang memuakan, 

Hanya ingin rasa manis dan nyaman tanpa boleh sedikitpun rasa pahit dan kecut mampir, walau hanya sebentar.


Kapan sebenarnya mereka bisa bersyukur dengan syukur yang sebenar - benarnya, padahal kalau mau menghitung nikmat oksigen saja, kertas sebanyak apapun, tinta seluber apapun tidak akan pernah mampu menorehkannya.


Rukama tatkala itu orang yang kuat pada masanya, ia bisa berkelahi selama 3 hari lamanya, rasa kuat dan bangga menyelimuti, menganggap tak akan ada yang pernah bisa menjatuhkannya, sangking bangganya membuat hati mengeras karena kesombongan, lalu terbesit di hatinya keinginan menantang nabi Muhammad ﷺ yang pada saat itu ada di masanya.


Sayangnya hidayah pada saat itu belum ditaqdirkan untuk berada di sisinya, sehingga ia dengan angkuhnya mencemooh apa yang ada pada Nabi, dari apa yang Nabi mulia bawa dari agama yang mulia ini pula, Nabi saat itu tidak ingin meladeninya, padahal saat itu ia rukama sombong, sangat berkeyakinan bahwa Nabi tidak akan pernah mampu untuk membantingnya atau untuk menjatuhkannya ke tanah, 


Kali pertama mencoba menjatuhkan Nabi yang dikala itu terdapat banyak orang - orang yang menyaksikan kejadian itu dengan penuh antusias karena 2 orang ini sama - sama terpandang di tengah masyarakat saat itu, hasilnya rukama yang terjatuh ke tanah, tapi ia tetap saja masih angkuh, belum percaya, dan ingin mencoba kali kedua,


Ketika ia mencoba untuk yang kedua kalinya, ternyata tetap saja ia yang terjatuh, orang - orang sekitar pun terheran - heran melihat kejadian itu, rukama pun masih belum percaya, karena rasa sombong sudah membalut jiwa raga sepenuhnya.


Kali ketiga pun dicoba, dan hasilnya tetap s a m a, ia kembali jatuh ke tanah, karena selimut kesombongan terlalu tebal bercokol di hatinya, ia pun menantang Nabi untuk membuktikan kenabiannya dengan menyuruh nabi menjadikan pohon supaya bisa berjalan.


Dengan izin Allah pohon pun berjalan, tapi apa ? Tetap saja tidak mempercayai risalah yang dibawa oleh Nabi ﷺ, bahkan rukama menuduh Nabi sebagai tukang sihir yang nyata,

Begitu mahal harga sebuah "hidayah".


Kenyataan nya, banyak, terlalu banyak orang yang meminta berbagai kesenangan dunia tapi lupa meminta "hidyah".

Dan tidak sedikit jua yang sudah merasa kuat, ah diamah kurang bagus ngoper bolanya, hemm dia ga bisa menyikapi keadaan dengan kepala dingin, haah orang kaya gitu aja tulisan nya bisa diterbitkan padahal nyampah aja tulisannya,

Dan beragam konotasi negatif ke orang - orang sekitar.


Padahal itu semua hanya rasa, ya hanya rasa saja, merasa lebih dari orang lain, lebih profesional, lebih tenang dalam menghadapi masalah, lebih tepat, lebih misioner, lebih visioner dana segala macam "rasa lebih kuat lainnya". Padahal itu semua hanya "omong kosong" dan nyatanya, belum punya karya apa - apa, punya sih ya apa ya, oh ya " o m o n g  kosong  m e r a s a  lebih  k u a t  dari  o r a n g  lain, padahal yah itu tanda tidak mampu dan iri saja, kalau merasa lebih kuat, lebih baik, kenapa ga dibuktiin aja, ga usah banyak b-a-c-o-t !!









Comments

Popular posts from this blog

6 ~Penduduk Langit

                                                                          Sen 14 Des 2020 6 ~Penduduk Langit وَإِذْ أَخَذَ رَبُّكَ مِنۢ بَنِىٓ ءَادَمَ مِن ظُهُورِهِمْ ذُرِّيَّتَهُمْ وَأَشْهَدَهُمْ عَلَىٰٓ أَنفُسِهِمْ أَلَسْتُ بِرَبِّكُمْ ۖ قَالُوا۟ بَلَىٰ ۛ شَهِدْنَآ ۛ أَن تَقُولُوا۟ يَوْمَ ٱلْقِيَٰمَةِ إِنَّا كُنَّا عَنْ هَٰذَا غَٰفِلِينَ Terjemah Arti: Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): "Bukankah Aku ini Tuhanmu?" Mereka menjawab: "Betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi". (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan: "Sesungguhnya kami (bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan)", . . . 172. وَإِذْ أَخَذَ رَ...

Review Drama Teater Koma Dengan Judul “Calon” Karya N.Riantiarno

Review Drama Teater Koma Dengan Judul “Calon” Karya N.Riantiarno      Seni pertunjukan yang berjudul “Calon” karya N.Riantiarno menggunakan pendekatan  sosiologi. Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hidup bersama dalam masyarakat, dan menyelidiki ikatan-ikatan antara manusia yang menguasai kehidupan itu. Namun, menurut Soerjono Soekarno mengartikan sosiologi sebagai suatu ilmu pengetahuan yang membatasi diri  terhadap persoalan penilaian. Sosiologi tidak menetapkan ke arah mana sesuatu seharusnya berkembang dalam arti  memberi petunjuk-petunjuk yang menyangkut kebijaksanaan  kemasyarakatan dari proses kehidupan bersama tersebut. Jadi kesimpulannya arti dari pendekatan sosiologi tersebut adalah suatu landasan kajian sebuah studi atau penelitian untuk mempelajari hidup bersama dalam masyarakat.  Dalam drama teater koma yang berjudul “Calon” karya N.Riantiarno dan disutradai oleh Rangga Riantiarno.  Teater ini menceritakan tentang  dua...

Ketakutan Yang Mengejar

       Kegelapan kaubuat dengan keraguan, kau yang menyalakan sumbunya, tentang keputusan saja, kau serapuh itu.     Manusia macam apa kau itu?    Melihat aib orang lain lihai, aib sendiri kau buta.     Sesal itu menari di kepalakau, kantuk pun takut tuk datangi matakau. Bingung pun mengelilingikau, lawankau itu bahaya.    Siapa yang mau menemanikau kalau begini terus sikapkau? Mengusir kekurangan diri, melemparkannya ke orang lain.    Tahu begini, lebih baik lambat asal tepat, dari pada cepat, tapi sesat. Kini terpenjara di dalam jerujikau sendiri.    Cls, Sen, 080724, 00:10, halub© #ketakutan #kegelapan #ulahsendiri     Dirikau Sebenarnya Ketika Dihadapkan Tekanan Terdahsyat    Buah diperas tetap buah. Manusia tidak begitu, Bisa berubah sesuai yang tekanan inginkan, Bisa juga lari tak kembali lagi. Pilihan dan tingkat ketakutan pasti berbeda, Satu dengan yang lain.   ...