Skip to main content

Menelan ludah sendiri, (cerpen #8)





 

ابتلع لعابه نفسه، قصة قصيرة 8

Menelan ludah sendiri




Zege pernah bercerita kepadaku dia itu unik dan terlalu idealis, aneh tapi nyata dan ada disampingku bercerita dengan bahasa yang terlihat seperti orang malas, tapi tetap saja dia nyerocos tanpa henti dengan gayanya yang khas dan Aku tetap saja asik mendengarkannya, karena aku tahu dan kenal betul siapa zege. Zege itu orang yang baik sekali, sekali saja berbuat baik kepadanya, dia akan terus memgingat kebaikan orang-orang yang telah berbuat baik kepada-Nya, 


Setelah perjalanan cerita-Nya yang panjang dan cukup seru, mulai dari cerita kebiasaan sewaktu dia kecil sampai tentang cita,cinta, dan harapannya di masa yang akan mendatang, ia pernah bilang, "aku ingin punya sebuah panti asuhan yang fokusnya di adab dan bela diri, tentunya juga ada tahfidznya kata-Nya", tapi sob mimpi ini berasa seperti omong kosong!!

Karena aku belum punya relasi pertemanan yang luas, belum lagi keuanganku pun seperti mengisyaratkan "sudahlah kamu tidak pantas punya cita,cinta, dan mimpi".  


Ia nampak merunduk dan terdiam sejenak setelah tadinya bercerita berapi-api penuh semangat, aku tiba-tiba tertawa lepas sekaligus dengan tawa ciri khas orang jahat, HaHa..7X

Eiyy zege sudahlah, usah kau pikirkan lagi cita,cinta, dan minpi itu, rehatlah sebentar benih kurma tidak akan langsung  tumbuh esok hari, dia butuh direndam sampai 4-6 hari dengan air yang sudah ada campuran bawang merahnya, 

Mungkin bisa dari sekarang kita memulai beberapa tahapan untuk mulai merayap setahap demi setahap menuju terwujudnya cita,cinta, dan mimpimu. Waspada dan resah pasti bertamu ke setiap manusia dan itu tidak mengapa tapi jangan lupa, kamu tidak sendiri. Ada manusia lain yang kondisinya tidak membolehkannya hanya untuk menulis tentang; cita,cinta dan mimpi. Mereka masih bisa tidur dan  bangun dalam keadaan baik-baik saja itu sudah prestasi sekali baginya.


Hai zege, kalau engkau rasa jalanmu terasa buntu dan berat kaki tuk melangkah lebih lanjut, cobalah berbaring dan tarik nafas dalam-dalam, memang ada yang mudah buat kita raih dan sudah pasti ada pula yang sulit buat kita raih. Tapi sulit belum tentu tidak bisa kita raih, ya kalau memang sudah dicoba berkali-kali tapi nampaknya sulit belum melunak dan tetap saja mengeras tanpa ada tanda-tanda untuk mencair, ya sudah ... Lepas saja, kita pun suatu hari nanti pada akhirnya akan sadar kalau kita pun akan meninggalkan raga ini lalu pergi sendiri, ya jiwa ini pergi tanpa bersama siapa-siapa disisinya, pada akhirnya kurang lebih akan seperti terbenamnya matahari, ada yang menyayangkan akan kepergiannya, ada juga yang tidak peduli mau pergi atau datang bukan urusan, ada juga yang suka dengan terbenam dan kepergiannya matahari, karena pancaran sinarnya redup tidak menyikaukan,


Iya sob zege menimpali, "memang dalam mewarnai hidup ini, tiga unsur itu kerap menjadikan seseorang lebih berwarna di tiap hari-hari yang dilalui". Ada yang memang harus diperjuangkan dan ada juga yang harus ditinggalkan, walaupun meninggalkan sesuatu yang sudah diperjuangkan itu berat, karena kita sudah bertaruh dengan menghilangnya waktu yang tidak bisa disetarakan dengan apapun yang berharga, bagimanapun kita harus diam pada suatu keadaan agar tidak rusak terlalu parah, dan diam juga bukan berarti tidak melakukan apa-apa, melainkan lebih ke "deep self evaluation".


Ok zege, "ayo kita mulai langkah untuk sebuah panti asuhan adab, beladiri dan tahfidz".  Pertama mungkin aku bisa memberikan beberapa contoh langkah kecil menuju mimpimu ini, dan nanti bisa kamu hapus atau tambahkan sendiri, mungkin saja peranku disini sedikit membantu untuk mewujudkan itu, 


Oh ya fus kamu tau tentang cita,mimpi,dan cinta ku, coba cerita dulu, gimana kalau mimpi,cita dan cinta mu seperti apa?


Aku adalah manusia yang tidak punya mimpi,cita dan cinta.

"Bagaimana kamu seakan seorang expert bicara tentang cita,cinta dan mimpi, dan kamu sendiri tidak Punya gambaran tentang itu semua, sahut zege kepada fusu.


Aku sebenarnya dulu pernah punya itu semua tapi mewujudkannya tidak mudah. Aku bercita-cita menjadi donatur beberapa pesantren atau sekolah islam lainnya, tapi kerjaku, ya kerjaku saja hanya cukup untuk diriku dan sedikit untuk orang sekitarku, adapun cinta, aku bosan dengan itu, cinta sering ada dusta bersamanya, cinta itu hilang, cinta itu hilang dan menggantikan, aku dulu bercita-cita sebuah "brimingham university" cinta juga cukup seorang tasikalism, ya tapi semua terasa seperti omong kosong dan menelan ludah sendiri. 


Buktinya ada seorang temanku yang termakan kecewa dengan omong kosongku, dan sampai-sampai dia tetap kuat memingat omong kosongku itu, lalu aku tak mampu berjibaku dengan teror ini, akupun mundur dan tidak akan ke permukaan lagi seperti pembual bodoh, sampai sekarang ini aku mendengarkan 3 itu tentang mu, kata fusu.


Menyedihkan sobat kata zege, baiklah kalau begitu kita maju bersama saja mewujudkan rencana panti asuhan ini, mungkin engkau telah ditaqdirkan untuk membantuku..






















Comments

Popular posts from this blog

6 ~Penduduk Langit

                                                                          Sen 14 Des 2020 6 ~Penduduk Langit وَإِذْ أَخَذَ رَبُّكَ مِنۢ بَنِىٓ ءَادَمَ مِن ظُهُورِهِمْ ذُرِّيَّتَهُمْ وَأَشْهَدَهُمْ عَلَىٰٓ أَنفُسِهِمْ أَلَسْتُ بِرَبِّكُمْ ۖ قَالُوا۟ بَلَىٰ ۛ شَهِدْنَآ ۛ أَن تَقُولُوا۟ يَوْمَ ٱلْقِيَٰمَةِ إِنَّا كُنَّا عَنْ هَٰذَا غَٰفِلِينَ Terjemah Arti: Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): "Bukankah Aku ini Tuhanmu?" Mereka menjawab: "Betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi". (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan: "Sesungguhnya kami (bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan)", . . . 172. وَإِذْ أَخَذَ رَ...

Review Drama Teater Koma Dengan Judul “Calon” Karya N.Riantiarno

Review Drama Teater Koma Dengan Judul “Calon” Karya N.Riantiarno      Seni pertunjukan yang berjudul “Calon” karya N.Riantiarno menggunakan pendekatan  sosiologi. Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hidup bersama dalam masyarakat, dan menyelidiki ikatan-ikatan antara manusia yang menguasai kehidupan itu. Namun, menurut Soerjono Soekarno mengartikan sosiologi sebagai suatu ilmu pengetahuan yang membatasi diri  terhadap persoalan penilaian. Sosiologi tidak menetapkan ke arah mana sesuatu seharusnya berkembang dalam arti  memberi petunjuk-petunjuk yang menyangkut kebijaksanaan  kemasyarakatan dari proses kehidupan bersama tersebut. Jadi kesimpulannya arti dari pendekatan sosiologi tersebut adalah suatu landasan kajian sebuah studi atau penelitian untuk mempelajari hidup bersama dalam masyarakat.  Dalam drama teater koma yang berjudul “Calon” karya N.Riantiarno dan disutradai oleh Rangga Riantiarno.  Teater ini menceritakan tentang  dua...

Ketakutan Yang Mengejar

       Kegelapan kaubuat dengan keraguan, kau yang menyalakan sumbunya, tentang keputusan saja, kau serapuh itu.     Manusia macam apa kau itu?    Melihat aib orang lain lihai, aib sendiri kau buta.     Sesal itu menari di kepalakau, kantuk pun takut tuk datangi matakau. Bingung pun mengelilingikau, lawankau itu bahaya.    Siapa yang mau menemanikau kalau begini terus sikapkau? Mengusir kekurangan diri, melemparkannya ke orang lain.    Tahu begini, lebih baik lambat asal tepat, dari pada cepat, tapi sesat. Kini terpenjara di dalam jerujikau sendiri.    Cls, Sen, 080724, 00:10, halub© #ketakutan #kegelapan #ulahsendiri     Dirikau Sebenarnya Ketika Dihadapkan Tekanan Terdahsyat    Buah diperas tetap buah. Manusia tidak begitu, Bisa berubah sesuai yang tekanan inginkan, Bisa juga lari tak kembali lagi. Pilihan dan tingkat ketakutan pasti berbeda, Satu dengan yang lain.   ...