Skip to main content

Tidak Mampu, (cerpen #9)

 









غير قادر, قصة قصيرة 9

Tidak mampu

(Cerpen ke 9)


Pernikahan itu tidak terasa sudah berjalan 3 tahun rupanya, berbagai cerita sudah banyak terlukiskan dari 3 tahun itu.

Ya Padahal baru 3 tahun lho, tapi kisahnya sudah lumayan banyak dan hmmfft, agak menyeramkan, bahkan menyeramkan, tapi tetap berjalan sih walau badai menghadang, ke olengan bahtera pun sudah sering terombang -ambing hampir menuju kehancuran kapal!

Ini luar biasa sobat, bisa dibilang sumbunya "harta" sulit menjelaskannya mamusia yang berakhiran 'a' pasti suka dan cinta harta. Wanita yang berakhiran huruf 'a' pun tidak diragukan lagi, bahkan suasana hatinya pun bisa dibeli dengan harta, mau bukti? Itu pelacur di mana-mana.


Bundaa, bundaa mana yah, sahut hairis ke bundanya, "iya sayaaang, anak bunda sudah besar ya, uluh maa syaa Alloh ganteng ya, anak bunda". Iyyy .. yaaa dong kaaan aaa ku anak uuu nda syamelah dan ayah bennn idiman,


Uluh uluh, udah mulai lancar yah... Bicaranya,. "iyy yyaa bbuunndaa, kata hairis dengan muka polos khas anak bocil yang belom pernah ngerasain tampolan naga.


Tiba-tiba si ibu syamelah teringat kata" seorang penyair mankuno dengan ciri khas nya  :

"hidup ini mudah kalau dibkin mudah, dan dipandang dengan cara yang mudah. Seorang manusia lahir ke bumi, pria kah, wanita kah, tinggal dipakaikan pakaian, diberikan makanan, ruangan bagi raganya, tentu sebelum itu semua jiwanya harus tahu apa tujuan dia dicipta"


Undaa,.. bundaa ... Kenapa si suka bengong kaya gitu, 

Kehadiranku membuat berat bunda ya, aku menyusahkan bunda ya ?


Perempuan itu menatap dalam anak laki-lakinya, cukup lama.

Dan tak terasa air mengalir dengan sendirinya membasahi kedua perempuan yang berusia kepala 3 hampir 4 itu 💧😢

Ia lekas memeluk erat anak laki-lakinya yang sulung dan semata wayang itu,


Dengan berbisik lembut,  "bunda telah terlalu banyak buat macam kesalahan nak, banyaak sekali, rasanya, sesal itu, tangisan itu, renungan itu, lamunan demi lamunan, tak kan pernah mampu menghilangkan bayang-bayang kesalahan yang seakan trus dan trus nampak semakin jelas di mata dan perasaan bunda. Do'a kan bunda ya nak, kamu harus jadi anak sholeh yang mushlih ya nak, seperti para sahabat, tabi'in yang di ridhoinya".


"Iya bun, in innn caaa Aa Alloh bu uunn.. sahut hairis.


Syamelah yang bekerja di SDm (sekolah dasar Montreal), ketika dia mengajar, suka membawa hairis karena syamelah wanita perantauan yang merantau dari surabaya dan tinggal bersama suaminya di tebet, jakarta selatan.


Syamelah mengajar pelajaran khot dan imla' di SDm, karena sekolah tersebut basic ke NU an nya kuat, sehingga pimpinan sekolah yang alumni abah anom itu ingin melestarikan budaya islam beserta berbagai literasinya sejak dini di jiwa anak generasi sekarang, yang generasi sekarang ini nampak lebih lemah dari generasi sebelumnya, terlalu banyak main gamenya ketimbang membaca, baik Qur'an, hadits, dan berbagai macam disiplin keilmuan,


Sehingga pimpinan sekolah mempunyai misi visi yang kuat untuk menyadarkan dan membenahi generasi.


Syamelah yang suaminya juga seorang guru di sebuah sekolah swasta, tidak jauh dari tempat syamelah mengajar, benidiman atau yang biasa dipanggil akrab oleh kawan-kawannya, "pak benid, 


Benidiman seorang guru matematika kepercayaan sekolah itu, yang sudah 6th lebih mengajar di sekolah SMPG, sebuah sekolah ternama dan bergengsi pada saat itu,


Mereka berdua bekerja, dan bertemu bersama di rumah setelah sore nanti menjelang malam sekitar setengah 5 an,


Mereka pun bertemu, syamelah yang membawa anaknya "si hairis". Hairispun segera turun dari motor yang dibawa ibunya,

Dengan berlari kecil dia memeluk ayahnya, sambil bercerita macam-macam hal yang telah dilaluinya bersama ibu di sekolah.


Ayah hairispun merespon dengan penuh perhatian dan kasih sayang kepada anak satu-satunya, yang ditaqdirkan tidak normal dalam proses persalinannya, begitu serunya sang ayah kepada si anak, sampai lupa dia belum bicara dengan syamelah.


Ah ya, de syamelah, lupa aku, sangking asiknya mendengarkan cerita hairis, "hmf... Dah biasa, bukan yang kedua kalinya" sahut ibu nya hairis..


Ini sebentar lagi kan anak kita masuk TK, dia sudah besar tak terasa, nanti kita daftarkan ke TK mana ya de ?


Di TK Salman Alfarisi gimana mas? 

Disana ada pelajaran adab, bahkan disana tolak ukur seorang dari adabnya bukan cerdas atau kayanya,


Wah bagus juga tuh, kalau disana ada tahfidznya ga de?


Ada juga mas, tahfidznya itu 2 juz, juz 29 dan 30,

Harus selesai selama 2 tahun disana,


Wah bagus ya, baiklah, kalau biaya ?

Kamu sudah tau belum berapa biaya daftar masuk, uang seragam, buku, dan biaya bulanannya?


Oh kalau uang masuknya 7.000 mas, iya 7juta,

Trus uang baju dan buku 500 ribu, biaya bulanannya 600 ribu,


Oh y baik lah, in syaa Alloh kita daftarkan ke sana ya,


                       "____________"


Interfall


.........


Sebenarnya hati ini tidak akan pernah mampu, menyembunyikan luka, menyembunyikan sakit yang sudah lama dan aku yakin tidak akan pernah sembuh, karena setiap kali aku melihat dan membersamai hairis, kenangan masa lalu dengan Ayah aslinya hairis, trus ada terukir di wajah hairis,

Ini semacam hukuman abadi, aku bingung harus bagaimana,

Aku terlalu naif waktu itu, terlalu egois, terlalu keras kepala,

Bagaimana nanti ketika hairi sudah besar, lambat laun diapun akan mengetahui siapa Ayah kandungnya yang sebenarnya,

.

Hee... De syamelah, kamu suka bengong ya akhir-akhir ini,

Kamu masih mengingat mantan suamimu ?


"Apaan si mas ben, ga ada waktu buat mikirin orang miskin dan banyak omong seperti dia, aku kan udah punya mas benidiman yang lebih ganteng, kaya. Hmf...


Si benidiman tersenyum simpul, (lega hatinya), 


Padahal syamelah benar-benar tidak mampu melupakan keslahannya yang telah lalu, ia merasa akar permasalahannya dia minta cerai ke ayah kandungnya hairis adalah dia,

Dan sampai kapanpun dia tidak akan pernah mampu melupakan kesalahan itu, seumur hidupnya.  


Benidiman pun merasa sangat tersipu dengan kata-kata syamelah, tapi terkadang diapun suka ada rasa bersalah,

Kecil si, tapi tidak pernah dia mampu melupakan kesalahannya yang kecil itu, dulu sebelum hairis lahir, jauh sebelum syamelah menjadi janda dan menikah denganku, "aku sebenarnya sadar aku salah", dan akupun tau kalau syamelah sudah punya suami, tapi apa daya syamelahpun mengatakan aku tersiksa dengan laki-laki miskin ini, dia selalunya lebih perhatian ke ibunya dan adik-adiknya, padahal dia itu gajinya kecil, tapi sok "hero"


Semenjak saat itu akupun berada di kondisi yang sangat membingungkan, aku suka chat dia, diapun suka chat aku, dia telah ungkapkan akan mengajukan gugat cerai ke suaminya, karena sudah tidak suka lagi dan terlalu muak.


Aku, benarkah ? Atau aku salah ? Aku ingin membantu meringankan beban de syamelah, tapi caraku ?

Aku pun berakhir dengan tenggelam di perasaan merasa bersalah ini, mungkin juga syamelah merasakan hal yang sama, karena aku sudah cukup lama tinggal bersamanya, aku kenal betul bagaimana watak ala nya, benidiman termenung dalam diamnya,


Mereka tenggelam dalam, amat dalam di ketidakmampuan melupakan "kenaifan mereka".



Ini teksnya masih belum alus, dan kurang waras serta masih kasar 😁 🤣🤢🤮



@rtd, kam 4 feb 2021

©hlb corp


Comments

  1. Lanjutkan bro..semangat. feelnya udah mulai dapet. Bahasanya sederhana.

    ReplyDelete
  2. Ok ka siaaap, tq ya udah sempet mampir dan meluangkan waktu-Nya untu baca

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

6 ~Penduduk Langit

                                                                          Sen 14 Des 2020 6 ~Penduduk Langit وَإِذْ أَخَذَ رَبُّكَ مِنۢ بَنِىٓ ءَادَمَ مِن ظُهُورِهِمْ ذُرِّيَّتَهُمْ وَأَشْهَدَهُمْ عَلَىٰٓ أَنفُسِهِمْ أَلَسْتُ بِرَبِّكُمْ ۖ قَالُوا۟ بَلَىٰ ۛ شَهِدْنَآ ۛ أَن تَقُولُوا۟ يَوْمَ ٱلْقِيَٰمَةِ إِنَّا كُنَّا عَنْ هَٰذَا غَٰفِلِينَ Terjemah Arti: Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): "Bukankah Aku ini Tuhanmu?" Mereka menjawab: "Betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi". (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan: "Sesungguhnya kami (bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan)", . . . 172. وَإِذْ أَخَذَ رَ...

Review Drama Teater Koma Dengan Judul “Calon” Karya N.Riantiarno

Review Drama Teater Koma Dengan Judul “Calon” Karya N.Riantiarno      Seni pertunjukan yang berjudul “Calon” karya N.Riantiarno menggunakan pendekatan  sosiologi. Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hidup bersama dalam masyarakat, dan menyelidiki ikatan-ikatan antara manusia yang menguasai kehidupan itu. Namun, menurut Soerjono Soekarno mengartikan sosiologi sebagai suatu ilmu pengetahuan yang membatasi diri  terhadap persoalan penilaian. Sosiologi tidak menetapkan ke arah mana sesuatu seharusnya berkembang dalam arti  memberi petunjuk-petunjuk yang menyangkut kebijaksanaan  kemasyarakatan dari proses kehidupan bersama tersebut. Jadi kesimpulannya arti dari pendekatan sosiologi tersebut adalah suatu landasan kajian sebuah studi atau penelitian untuk mempelajari hidup bersama dalam masyarakat.  Dalam drama teater koma yang berjudul “Calon” karya N.Riantiarno dan disutradai oleh Rangga Riantiarno.  Teater ini menceritakan tentang  dua...

Ketakutan Yang Mengejar

       Kegelapan kaubuat dengan keraguan, kau yang menyalakan sumbunya, tentang keputusan saja, kau serapuh itu.     Manusia macam apa kau itu?    Melihat aib orang lain lihai, aib sendiri kau buta.     Sesal itu menari di kepalakau, kantuk pun takut tuk datangi matakau. Bingung pun mengelilingikau, lawankau itu bahaya.    Siapa yang mau menemanikau kalau begini terus sikapkau? Mengusir kekurangan diri, melemparkannya ke orang lain.    Tahu begini, lebih baik lambat asal tepat, dari pada cepat, tapi sesat. Kini terpenjara di dalam jerujikau sendiri.    Cls, Sen, 080724, 00:10, halub© #ketakutan #kegelapan #ulahsendiri     Dirikau Sebenarnya Ketika Dihadapkan Tekanan Terdahsyat    Buah diperas tetap buah. Manusia tidak begitu, Bisa berubah sesuai yang tekanan inginkan, Bisa juga lari tak kembali lagi. Pilihan dan tingkat ketakutan pasti berbeda, Satu dengan yang lain.   ...