فلسفة إحياء الدين
Filosofi Ihya 'Ulumuddin
#Pemuda Tersesat
Ok Brother . . . Balik lagi kita ke agenda pekanan bertepatan hari rabu, yaitu agenda baca buku plus menulis kesimpulan apa yang kita baca. Dikesempatan kali ini akan membahas mengenai filosofi (pemikiran dasar) ihya ulumuddin, secara etimologi ihya 'ulumuddin berarti "kebangkitan ilmu agama", So . . . Buku Ihya 'Ulumuddin yang ditulis oleh Imam Ghazali . . . Terdapat padanya dalil - dalil naqli & aqli ; Al-Qur'an, hadits - hadits dari yang shahih sampai yang dhaif, tapi ingat ya . . . Sedhaif - dhaifnya hadits itu masih Qoul Nabi, lebih luhur derajatnya dari dawuh ulama.
Selain tercantum Al-Qur'an, hadits nabi, ada juga kisah - kisah umat terdahulu sebagai penunjang buku tersebut. Kisah - kisah dengan dalil - dalil ada korelasi padanya, seperti dalil mengenai namimah (fitnah/adu domba), dicantumkan juga kisah mengenai sepasang suami - istri, membeli budak yang tidak memiliki kecacatan kecuali namimah . . .
Lantas suami - istri itu difitnah sehingga suaminya membunuh istrinya.
Korelasi dalil dan kisah bertujuan agar kita mendapat ibrah. Dimana yang kita dapatkan dari buku ihya ini, ketika kita membaca bab lidah, maka kita akan terlepas dari setiap keburukan lidah kita, in syaa Allah, biidznillah . . .
Jika kita membaca baca sabar - syukur, kita akan lapang dengan Qadha - qadar yang baik maupun yang buruk. Begitupun ketika kita membaca bab kepemimpinan, kita akan menjadi pemimpin yang ideal, disiplin, amanah, terbuka (demokratis) / musyawarah, merangkul dan lain sebagainya, maka patut bagi kita buku ihya 'ulumuddin menjadi pedoman untuk muslim zaman now.
Beribu - ribu mutiara nasihat kehidupan tercantum di dalamnya, sungguh syukur yang sangat kita haturkan kepada Allah Ta'ala karena telah menciptakan seorang sosok yang luas ilmu, sholeh, shidiq, salik dan waliyullah yakni Al-Imam Ghazali, semoga Allah merahmatinya . . .
Rabu 10 feb 2021
@ rtd
Writed by : Yatno Sucipto
Sumber : buku ihya ulumuddin jild 3
Comments
Post a Comment