Skip to main content

Ujian Menambah Keyakinan











 الامتحانات تضيف الثقة

Ujian Menambah Keyakinan 



Jangan sampai ada orang berakal sehat yang terjerumus ke dalam kedunguan karena tidak mau meyakini sesuatu yang tidak sesuai dengan ilmu pengetahuan kemudian menolak keberadaan jin karena dia tidak melihat jin.


"Kebodohan intelektual" seperti ini akan mengharuskan pengingkaran terhadap setiap benda atau makhluk ghaib hanya karena tidak dapat dilihat, padahal kaidah ilmiah yang sudah terkenal mengatakan,  _"Tidak dapat dilihatnya sesuatu tidak berarti tidak adanya sesuatu tersebut_."


(وَإِذۡ صَرَفۡنَاۤ إِلَیۡكَ نَفَرࣰا مِّنَ ٱلۡجِنِّ یَسۡتَمِعُونَ ٱلۡقُرۡءَانَ فَلَمَّا حَضَرُوهُ قَالُوۤا۟ أَنصِتُوا۟ۖ فَلَمَّا قُضِیَ وَلَّوۡا۟ إِلَىٰ قَوۡمِهِم مُّنذِرِینَ)

[سورة الأحقاف 29]


Dan (ingatlah) ketika Kami hadapkan kepadamu (Muhammad) serombongan jin yang mendengarkan (bacaan) Al-Qur'an, maka ketika mereka menghadiri (pembacaan)nya mereka berkata, “Diamlah kamu (untuk mendengarkannya)!” Maka ketika telah selesai mereka kembali kepada kaumnya (untuk) memberi peringatan.


(قَالُوا۟ یَـٰقَوۡمَنَاۤ إِنَّا سَمِعۡنَا كِتَـٰبًا أُنزِلَ مِنۢ بَعۡدِ مُوسَىٰ مُصَدِّقࣰا لِّمَا بَیۡنَ یَدَیۡهِ یَهۡدِیۤ إِلَى ٱلۡحَقِّ وَإِلَىٰ طَرِیقࣲ مُّسۡتَقِیمࣲ)

[سورة الأحقاف 30]


Mereka berkata, “Wahai kaum kami! Sungguh, kami telah mendengarkan Kitab (Al-Qur'an) yang diturunkan setelah Musa, membenarkan (kitab-kitab) yang datang sebelumnya, membimbing kepada kebenaran dan kepada jalan yang lurus.


(یَـٰقَوۡمَنَاۤ أَجِیبُوا۟ دَاعِیَ ٱللَّهِ وَءَامِنُوا۟ بِهِۦ یَغۡفِرۡ لَكُم مِّن ذُنُوبِكُمۡ وَیُجِرۡكُم مِّنۡ عَذَابٍ أَلِیمࣲ)

[سورة الأحقاف 31]


Wahai kaum kami! Terimalah (seruan) orang (Muhammad) yang menyeru kepada Allah. Dan berimanlah kepada-Nya, niscaya Dia akan mengampuni dosa-dosamu dan melepaskan kamu dari azab yang pedih.

_______________________


Ketahuilah, kisah yang disebutkan Ibnu Ishaq dan diriwayatkan oleh Ibnu Hisyam di dalam sirah-nya, ini juga disebutkan oleh Bukhari, Muslim, dan Tirmidzi dengan teks yang hampir sama dan dengan tambahan rincian sedikit. Berikut ini teks yang diriwayatkan oleh Bukhari dengan sanadnya dari Ibnu Abbas.


Nabi ﷺ berangkat bersama sejumlah sahabatnya menuju pasar 'Ukazh. Pada saat itu, setan-setan telah dihalangi dari memperoleh kabar dan mereka dilempari dengan beberapa bintang sehingga setan-setan itu kembali. Mereka bertanya-tanya, 'Mengapa kita dihalangi dari memperoleh kabar langit dan dilempari dengan bintang?' dijawab, 'Tidak ada yang menghalangi kamu dari memperoleh kabar langit kecuali apa yang telah terjadi. Karena itu, pergilah ke segala penjuru dunia, dari ujung timur sampai ke ujung barat, perhatikanlah peristiwa apa yang terjadi itu?' 


Mereka lalu pergi melacak dari ujung timur sampai ke ujung barat, mencari apa gerangan yang menghalangi mereka dari mendapatkan kabar langit itu? Berangkatlah mereka yang pergi ke Tihamah menuju kepada Rasulullah ﷺ di Nikhlah hendak ke pasar 'Ukazh.


Ketika itu, Rasulullah ﷺ sedang mengimami sholat subuh. Ketika mendengar bacaan Al-Qur'an, dengan penuh perhatian, mereka mendengarkannya. Mereka kemudian berkata, 'Inilah yang menghalangi kita dari kabar langit.'


Setelah itu, mereka kembali kepada kaum mereka seraya berkata, 'Wahai kaum kami, sesungguhnya kami telah mendengar Al-Qur'an (bacaan) yang menakjubkan, yang menunjukan kepada kebenaran, lalu kami mempercayainya dan kami tidak menyekutukan Rabb kami dengan siapa pun.' Allah lalu menurunkan (ayat) kepada Nabi-Nya, 'katakanlah, 'Telah diwahyukan kepada-ku bahwasanya telah mendengarkan sekumpulan jin (akan Al- Qur'an) . . .

(Al-Bukhari, 6/73). 

...Siroh Nabawiyah, Dr. Muhammad Sa'id Ramadhan Al-Buthy,

Hlm 130 & 132...


_______________________


Ibnu Abbas : Pada  Firman-Nya :


﴿وَإِذْ صَرَفْنَا إِلَيْكَ نَفَرًا مِنَ الْجِنِّ يَسْتَمِعُونَ الْقُرْآنَ﴾ ... 


Dan (ingatlah) ketika Kami hadapkan kepadamu (Muhammad) serombongan jin yang mendengarkan (bacaan) Al-Qur'an,

Hingga akhir ayat,

 Ibnu Abbas berkata : langit belum pernah dijaga dalam rentang masa antara di utusnya Nabi Isa Alaihissalam sampai Nabi Muahammad ﷺ, dulu sebelum di utusnya Nabi Muhammad ﷺ, mereka para jin biasa duduk di tempat duduk antara langit bumi untuk mendengar berita langit; maka tatkala Nabi Muhammad ﷺ di utus, langit dijaga dengan penjagaan yang teramat ketat, dan setan-setan  dilempari, hingga mereka mengingkari kejadian tersebut, yang perkataan mereka Allah abadikan dalam Qs. Al jin : 10 


﴿لا نَدْرِي أَشَرٌّ أُرِيدَ بِمَنْ فِي الأرْضِ أَمْ أَرَادَ بِهِمْ رَبُّهُمْ رَشَدًا﴾

Kami (jin) tidak mengetahui (adanya penjagaan itu) apakah keburukan yang dikehendaki orang yang di bumi ataukah Tuhan mereka menghendaki kebaikan baginya.


Maka iblis berkata : telah terjadi sesuatu di bumi, di kumpulkanlah para jin, Ia berkata : berpencarlah kalian di bumi, kemudian kabarkan kepadaku apa yang sebenarnya terjadi di langit, awal utusan yang digerakan adalah dari kalangan nasiibiin dan ia jin yang paling mulia dan penghulunya dari kalangan nasiibiin, lalu di utus mereka ke tihamah, dan mereka berjalan dengan cepat menuju lembah, lembah nakhlah, mereka mendapatkan Nabi ﷺ sholat subuh di tengah lembah nakhlah, mereka mendengar, tatkala mereka mendengar Nabi membaca Al-Qur'an, mereka para jin berkata "tenanglah." Dan Nabi ﷺ belum mengetahui kalau mereka mendengarkan bacaan Al-Qur'an Nabi, setelah keperluan mereka selesai, mereka kembali ke kaumnya memberi peringatan. 


Para ahli tafsir berbeda pendapat tentang jumlah rombongan jin yang datang kepada Nabi ﷺ,  hadits dari Ibnu Abbas mengatakan 7 rombongan dari nasiibiin dan mereka menjadikan Rosulullah sebagai rosul kaum mereka.


Sedangkan hadits dari zirr bin hubaisy mengatakan mereka para jin berjumlah 9 rombongan, dan diantara mereka zauba'ah.   (Tafsir Thobari).



Comments

Popular posts from this blog

6 ~Penduduk Langit

                                                                          Sen 14 Des 2020 6 ~Penduduk Langit وَإِذْ أَخَذَ رَبُّكَ مِنۢ بَنِىٓ ءَادَمَ مِن ظُهُورِهِمْ ذُرِّيَّتَهُمْ وَأَشْهَدَهُمْ عَلَىٰٓ أَنفُسِهِمْ أَلَسْتُ بِرَبِّكُمْ ۖ قَالُوا۟ بَلَىٰ ۛ شَهِدْنَآ ۛ أَن تَقُولُوا۟ يَوْمَ ٱلْقِيَٰمَةِ إِنَّا كُنَّا عَنْ هَٰذَا غَٰفِلِينَ Terjemah Arti: Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): "Bukankah Aku ini Tuhanmu?" Mereka menjawab: "Betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi". (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan: "Sesungguhnya kami (bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan)", . . . 172. وَإِذْ أَخَذَ رَ...

Review Drama Teater Koma Dengan Judul “Calon” Karya N.Riantiarno

Review Drama Teater Koma Dengan Judul “Calon” Karya N.Riantiarno      Seni pertunjukan yang berjudul “Calon” karya N.Riantiarno menggunakan pendekatan  sosiologi. Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hidup bersama dalam masyarakat, dan menyelidiki ikatan-ikatan antara manusia yang menguasai kehidupan itu. Namun, menurut Soerjono Soekarno mengartikan sosiologi sebagai suatu ilmu pengetahuan yang membatasi diri  terhadap persoalan penilaian. Sosiologi tidak menetapkan ke arah mana sesuatu seharusnya berkembang dalam arti  memberi petunjuk-petunjuk yang menyangkut kebijaksanaan  kemasyarakatan dari proses kehidupan bersama tersebut. Jadi kesimpulannya arti dari pendekatan sosiologi tersebut adalah suatu landasan kajian sebuah studi atau penelitian untuk mempelajari hidup bersama dalam masyarakat.  Dalam drama teater koma yang berjudul “Calon” karya N.Riantiarno dan disutradai oleh Rangga Riantiarno.  Teater ini menceritakan tentang  dua...

Ketakutan Yang Mengejar

       Kegelapan kaubuat dengan keraguan, kau yang menyalakan sumbunya, tentang keputusan saja, kau serapuh itu.     Manusia macam apa kau itu?    Melihat aib orang lain lihai, aib sendiri kau buta.     Sesal itu menari di kepalakau, kantuk pun takut tuk datangi matakau. Bingung pun mengelilingikau, lawankau itu bahaya.    Siapa yang mau menemanikau kalau begini terus sikapkau? Mengusir kekurangan diri, melemparkannya ke orang lain.    Tahu begini, lebih baik lambat asal tepat, dari pada cepat, tapi sesat. Kini terpenjara di dalam jerujikau sendiri.    Cls, Sen, 080724, 00:10, halub© #ketakutan #kegelapan #ulahsendiri     Dirikau Sebenarnya Ketika Dihadapkan Tekanan Terdahsyat    Buah diperas tetap buah. Manusia tidak begitu, Bisa berubah sesuai yang tekanan inginkan, Bisa juga lari tak kembali lagi. Pilihan dan tingkat ketakutan pasti berbeda, Satu dengan yang lain.   ...