Teman dekat ngelunjak, bilang "aku ga enak" untuk menegur, seorang guru salah dalam bersikap di depan murid-murid, kamu yang tau kesalahan itu, tetap saja kamu malu menjaprinya, dan lebih mengurungkan niat, menganggap semua baik-baik saja, menekan gejolak nurani yang hampir meledak, karena melihat hal-hal yang tidak semestinya, semua terpaksa di bungkam, di kerangkeng kuat, jauh, dan di buang sangat dalam, sedalam samudra jiwa, dengan pemusnah pemungkas yang bernama"aku ga enak."
Seorang anak yang beselisih hingga berkelahi, dan anak itu bagian dari dirimu, mungkin dia anakmu atau adik, atau saudara sepupu. Dan kamu sebenarnya tau siapa yang salah dan yang benar. Kebetulan saat itu anak yang jadi bagianmu yang melakukan "kesalahan", tapi kamu tetap membelanya, dengan alasan "ga enak !?" Dia kan masih sanak keluarga.
Tidak sesuai porsi, tidak pada tempatnya. "Aku ga enak !?"
Bisa engga kita tempatkan "aku ga enak" pada tempat yang tepat. Melihat pencuri jenis apapun itu, hati ga enak kalau membiarkan, maka tergerak untuk berusaha "mengubahnya", dengan baku hadapan dengan pencuri, atau dengan cara rahasia yang hanya "otak mu" saja yang tau.
"Kamu sudah mencuri banyak hal dariku !!"
Kata hutaj dengan kesal.
"Apaan mencuri ??"
Najuh menimpali.
"Kamu engga sadar ya !! Kamu udah nikahin aku, tapi kamu gembel, ngerasa engga kamu tuh gembel ?" Hutaj membalas.
"Ya sadarlah, masa engga sadar. Emang aku gembel dari dulu,tapi anehnya kenapa pas aku lamar bukannya nolak mentah-mentah !!?? iya aku juga sadar udah nikahin kamu, trus apa sih, pake marah-marah segala ?" Najuh mengelak.
"Ih bego banget si jadi orang, orang mah kalau punya otak ga bakal stuck di situ, pasti mikirlah, kenapa tiba-tiba istrinya marah-marah !! Coba lah jadi orang jangan di zona nyaman mulu, kerja gajinya 2.700.000, udah gitu ortu kamu kaya tega gitu ngebiarin anaknya kaya gini, dan seperti ga peduli, kalau kamu transfer tiap bulan, sedang kamu dan keluarga kecil kamu menderita, mikir ga ha !! Orang kalau sudah nikah gajinya minimal 7.000.000, gaji 2.7, itumah gaji orang single, kalau kamu belum nikah engga masalah gajimu 2.7, udah ngerasa belum !!" Ketus hutaj.
"Oh ya, kalau masalah itu sebelum kamu marah-marah kaya gini, udah aku pikirin supaya dapat penghasilan tambahan, ya jelas aku pikirin lah, aku juga udah coba ngajukan lamaran di beberapa tempat yang gajinya lebih banyak dari tempatku yang sekarang, cuman kan belum ada konfirmasi lanjutan lagi, trus sekarang apa si yang bikin kamu tidak seperti biasanya ?"
Najuh menjelaskan.
"Ih ...mending aku nikah sama orang yang engga seperti kamu, banyak adenya, ribet engga tegas, sukanya di zona nyaman !!" Ketus hutaj.
"Emang kamu udah tau bagaimana rasanya diluar zona nyaman ?" Sahut Najuh.
Suasana menjadi hening, hutaj terdiam, tidak menjawab, hanya memalingkan muka dengan raut penuh emosi.
"Gimana taj... ? Kata Najuh"
"Kamu mah keras kepala, engga mau kalah, malas aku jadinya." Balas hutaj
"Bukan keras kepala taj, tapi aku berusaha menjelaskan apa yang membuatmu kesal dan tidak menerima keadaan, kamu selalu membandingkan kebahagiaanmu dengan kebahagiaan orang lain, tiap orang takaran bahagianya berbeda, pasti kamu sudah tau ini, mengapa juga kamu seakan harus atau sakit hati ketika melihat orang lain bergelimangan kebahagiaan yang jauh takarannya dari bahagiamu ? Seolah kamu selalu menghitung porsi yang orang lain miliki, harus juga kamu miliki, kamu belum atau tidak sadar keadaan sih !! Atau sedang berkhayal !!" Najuh menjelaskan
"Heleh bilang aja engga mampu kan, mewujudkan apa yang aku mau, malas, atau memang penakut, hanya berani main di satu kolam !!" Gerang hutaj
"Aku tuh sebenarnya engga enak, aku ulangin lagi yah, aku engga enak, mungkin satu kali lagi biar super jelas, a k u t u h e n g g a e n a a a a k, kamu sudah tau kan, maksud kata-kata itu ?" Tukas Najuh
"Engga enak apa gila !! Elu kan enak, masih ngerasa engga enak gimana? Udah bikin aku sengsara, hidup miskin, pas-pasan, ngutang di murid elu, malu aku, enak elu kan berbuat sesuka yang lu mau ?" Jelas hutaj
"Bukan itu yang engga enak definisi yang aku maksud, jadi gini hut, aku engga enak ngeliat kamu yang seperti ini sekarang, apa kamu belum pernah sadar, seleramu dan mukamu ? Nah kan kalau sudah kesini pembicaraannya makin hancur hut, jadi gini hut, kenapa aku milih kamu, dan kenapa engga milih orang lain, aku benar-benar kasihan melihat tampangmu, yang 3-4 pria sudah benar-benar mundur, nah aku sendiri sebenarnya ingin mundur seperti pria-pria yang lalu, tapi hut aku tuh engga enak, aku kasihan, dan aku telah menebak dahulu, oh okelah engga apa-apa low profile, toh low profile kan menggambarkan kesederhanaan seperti motto hidupku, hidup sesederhana mungkin sampai mati.
Eh ternyata, setelah ikatan itu terucap, awalnya belum terlihat, tapi tanda-tanda awalnya sudah mulai muncul sedikit demi sedikit, dan akhirnya memuncak memuakan. Luar biasa aku kira mobil tahun 90 biasa pakai bensin premium, malah mintanya pertamax turbo. Haha aku makin engga enak aja 🤣, makin sedih ngeliatnya. Hebat ada orang kaya gitu, lain hal kalau mobil tahun 2000 an." Ungkap najuh
"..... _terdiam, sambil meneteskan air mata_
Aku tidak pernah salah, aku engga mau direndahin orang seperti dia, aku malu hidup terlalu kelewat sederhana mepet melarat, walau tampangku memang bukan good looking, tapi nafsu dan hawa nafsuku tidak pernah menyadarkanku, kalau aku tak pantas bersikap busuk seperti itu. Aku suruh dia ceraikan aku saja kalau begitu, dalam hati ia berkata dengan dirinya sendiri, ia merasa sangat terpojokan. Ya sudah ceraikan saja aku !!" Tukas hutaj
" Hmf...udah mentog ya ? Gini sayangku, kalau memang kamu sudah terlalu malu menanggung semua ini, karena hampir semua tentangmu terbongkar olehku, ya silahkan saja ajukan gugatan cerai ke pengadilan, kan kamu yang inginkan itu, kalau aku sih...emm engga sepertinya, karena aku tidak ada uang untuk menceraikanmu, kalau pun ada uang lebih baik ku kasihkan ke ibuku atau adik-adikku, buat apa dikasihkan ke manusia yang belum pernah tau diri, sana urus gugatan cerai ini kalau memang inginkan itu," najuh membalas
"Ya udah sini 10jt, buat urus segala macamnya,"
"Kenapa aku, kamu urus saja, kalau kamu memang benar-benar inginkan pisah, ya jangan minta ke aku dong, memang benar-benar belum pernah tau diri ya, jangan samapi belum pernah juga tau malu. Sudah aku pergi dulu sambil menunggu surat gugatan darimu yang lupa diri."
Hutaj hanya menatap dengan tatapan kecewa, karena ia dulunya terlalu jauh berekspetasi miliki suami yang kaya raya, adiknya sedikit, pekerja keras. Tapi disis lain ia pun baru tersadarkan setelah kejadian ini, walaupun hanya sedikit sadarnya, baru merasa malu, merasa tau dirinya seperti apa.
Menghilanglah najuh dari pandangan hutaj, perlahan tapi pasti,
"Akankah dia kembali lagi atau benar-benar pergi tanpa kabar lagi, kenapa ya aku gengsian, kenapa ya seleraku tinggi, padahal semua itu tidak pantas untukku, meskipun tampang ku best view pun tidak pantas aku mengahncurkan perasaannya, susah payahnya, semua yang sudah ia upayakan. Kalau pun aku benar mengurus ini, ortuku pun tidak akan pernah menyetujui ini, karena ini akan mencoreng nama baik mereka di desa. Tapi aku gengsi dengan najuh, sudah bertingkah dengan sangat memuakan. Yang jadi pertanyaan kenapa aku, tingkahku, kelakuanku begitu busuk, seharusnya sudahlah aku tak bertampang, aku kudu beretika, sudah tak bermuka masih tak beretika, apa yang bisa aku berikan ke orang sekitar bila trus seperti ini. Sesalku semakin mengalir, aku harus berubah, aku pun tak yakin kalau aku ajukan gugatan cerai, akankah ada pria yang mau denganku, yang tidak be-rupa, juga minim bahkan tak ada etika. Sesal ini semakin dalam menyelami perasaanku yang terdalam. Aku in syaa Alloh akan menerima ia sepenuhnya, aku akan berubah bertahap tapi pasti, in syaa Alloh."
_______________________
Renew @rtd, sel 20 apr 2021
Comments
Post a Comment