DAKWAH PADA ERA ABU BAKAR
Berdakwah bukan hanya menyampaikan suatu pesan kepada orang lain agar merubah perilaku atau keyakinannya, namun dakwah adalah suatu upaya agar orang lain menerapkan pesan dakwah yang disampaikan dalam kehidupannya, salah satu pemimpin yang dapat diteladani kepemimpinannya adalah "Abu Bakar As-shidiq", yang mana beliau adalah khalifah pertama setelah wafatnya Nabi Muhammad ﷺ. Beliau adalah sosok khalifah yang sederhana dan banyak memberikan teladan bagi umat ini, salah satunya adalah beliau biasa hilir mudik di kalangan masyarakat tanpa pengawalan dan seorang teman, beliau pun memakan manakan yang buruk, dan memakai pakaian yang lusuh, masyarakat dapat menghubunginya setiap waktu di siang hari, untuk menanyakan segala tindakannya secara terbuka.
Sejarah dakwah berasal dari kata "sejarah" dan "dakwah".
Sejarah berasal dari kata syajaroh yang berarti pohon dalam bahasa arab, yang artinya asal usul suatu generasi. Bayangkan saja mengapa bahasa indonesia mengadopsi sejarah dari kata syajaroh yang berati "pohon". Dalam bahasa arab disebut tarikh yang penanggalan atau kejadian berdasarkan urutan tanggal. Sedang dalam bahasa inggris disebut "history" yang berasal dari bahasa yunani "istoria" yang berarti ilmu yang mempelajari semua gejala alam, baik yang disusun secara kronologis maupun tidak, terutama yang menyangkut keadaan manusia.
Kata "sejarah", tarikh, history, yang berarti keadaan manusia di masa lampau. Sedangkan dakwah berasal dari kata
Da'a, yadu', da'watan yang artinya : panggilan, seruan, atau ajakan. Sejarah dakwah yang berarti pristiwa masa lalu umat manusia dalam menyeru manusia agar berada pada jalan kebenaran, serta bagaiman reaksi dalam menerima dakwah.
Semenjak turun surat Al-mudatsir 1-7 yang berisi perintah kepada Nabi untuk memberi peringatan. Pada saat itu beliau melakukannya dengan diam-diam, awal mula yang di ajak istri bliau Khadijah, lalu Sepupu beliau Ali bin Abi thalib yang berusia 10th saat itu, kemudian Zaid bin haritsah mantan budak yang diangkat menjadi anak beliau, Zaid juga dikenal sebagai Zaid bin Muhammad, sebab anak laki-laki beliau meninggal duni, akan tetapi Zaid kurang memiliki pengaruh di makkah saat itu, kemudian Abu Bakar dari bani taym. Beliau juga dikenal sebagai sosok yang •disukai, •dihormati, •berpengetahuan luas, •berkelakuan baik, dan •menyenangkan. Sehingga orang-orang merasa nyaman ketika berada bersamanya.
_______________________________________
(https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://jurnaliainpontianak.or.id/index.php/alhikmah/article/view/84&ved=2ahUKEwj8tNDapvPvAhWiQ3wKHb93CokQFjABegQIBRAC&usg=AOvVaw0T6fyt3npDUD7xiD70hPoZ)
Comments
Post a Comment