Manis di awal
Ada perkiraan awal sampai akhir manisnya tak berkurang
Semua orang berlalu lalang hanya bagian godaan
Tiada kebanggan, yang ada kehinaan
Hanya karena keinginan yang belum matang
Sesal yang mendalam ke relung jiwa
Sapaan orang bagai cacian yang tiada ujung
Karena orang-orang berlalu lalang lalu ingin pun datang
Kemampuan tak sepadan dengan keinginan
Hampa meresap sangat dalam di jiwa
Diri bagai pupus dan pudar hilang ditelan bencana
Sebenarnya manis itu tetap ada, ia hanya menyesuaikan
Ia tak beranjak, hanya anak itu yang telah menginjak
Seperti surya yang semakin tua
Batas surya pun makin tipis merana
Bukan karena sudah usia, hanya lupa berkaca !!
Ingin dan siap
Ingin itu hanya petaka dusta
Semakin dituruti semakin tak pasti
Semakin dipelihara semakin menggila
Ingin seperti harus dilempar jauh ke dalam laut dan hilang
Siap sangat jauh, tapi ingin lebih dulu mendekat
Menipu di kota ternyata desa yang menderita
Kota itu sederhana karena refleksi desa
Desa itu berupaya kota tapi lupa akan asa dan rupa
Ingin harus kalah dengan siap tapi tidak sefakta
Mengapa ukuran bahagiamu perkataan mereka ?
Kalau sudah begini, banyak kalangan yang menderita
Hanya ingin, ingin bahagia tanpa duka dan dusta
Mengapa tak segera saja pergi ke surga ?
Puisi untuk lomba 25 april 2021,
Ellunar publisher.
Selesai di tulis selama mampir munggahan ke pamulang, selesai di margonda raya, depok, sambil nepi nunggu hujan reda.
...اللهمّ بارك لنا في ايّ ما كنّا...
Comments
Post a Comment