Skip to main content

Dipermainkan.

 



Dipermainkan.



Dimainkan dan dipermainkan, apa bedanya? dipermainkan satu tingkat lebih atas dari dimainkan. Sebenarnya engga usah marah-marah juga kalau responnya serasa dipermainkan. Coba evaluasi diri, benar belum, atau masih main-main, belum Bisa serius, bercanda trus. Banyak hal, Dalam banyak hal. Terutama dengan sang Pencipta, pernah sampai kesitu merasakannya? Atau lebih menyalahkan Orang lain?


Melakukan perbaikan terhadap pencipta, Sudah betul-betul atau hanya main-main.

Suatu saat diulangi lagi dan lagi, ngerasa Mempermainkan pencipta ? Atau tidak ?

Dengan minta maaf palsu, besok ulang lagi. Atau bahkan sudah menjadi suatu kesadaran, buat jahat dengan sadar, nanti minta maaf bohongan.


Orkun dan mer yang telah menjadi korban "permainan" ini. Tapi Mereka menganggap biasa, seperti bukan pertama kalinya. Mereka menanggapi dengan dingin, terutama 'mer'. Berbeda dengan 'orkun', ia sedikit kaget dan hampir terbawa ke "permainan bodoh dan ceroboh".


Sekelumit itu tidak bisa dibuatkan sekat, karena pemainnya masih "sangat pemula", serba kaku, kisah buku 'A' di bawa-bawa ke buku 'D', menyebalkan. Padahal 'D' tidak begitu mengerti kenapa tiba-tiba saja bergejolak.


Singkatnya, bila tidak ingin menemukan banyak hal yang "mempermainkan, memalukan, menyebalkan, memuakan." Jangan main-main dengan pencipta dengan perminta maafan yang palsu !!


Masih dalam satu kerangka sebuah aturan baku dan pasti. "Buat jahat dan buruk, keduanya pasti kembali ke pelakunya, itu pasti. Tidak usah mengatakan, engga kok, kapan datangnya, jangan berlagak polos !!


Inilah penajara di dalam penjara, bukan menyesal, karena itu tiada guna. Tapi ini bisa jadi sedikit pelajaran buat generasi yang belum merasakan penjara kedua. 

Semua pasti, mungkin juga tidak pasti semuanya, bisa jadi sebagian saja yang mau dan benar-benar mau merasakan penjara kedua. 


Semua mu'min terpenjara. bila lakukan ikatan itu, berarti sudah siap masuk penajara kedua. Walau tetap bisa keluar masuk penjara, tapi tidak bisa keluar dari penjara utama.



__________________________________

Journal hlb @rtd sen 19 apr 2021

Comments

Popular posts from this blog

6 ~Penduduk Langit

                                                                          Sen 14 Des 2020 6 ~Penduduk Langit وَإِذْ أَخَذَ رَبُّكَ مِنۢ بَنِىٓ ءَادَمَ مِن ظُهُورِهِمْ ذُرِّيَّتَهُمْ وَأَشْهَدَهُمْ عَلَىٰٓ أَنفُسِهِمْ أَلَسْتُ بِرَبِّكُمْ ۖ قَالُوا۟ بَلَىٰ ۛ شَهِدْنَآ ۛ أَن تَقُولُوا۟ يَوْمَ ٱلْقِيَٰمَةِ إِنَّا كُنَّا عَنْ هَٰذَا غَٰفِلِينَ Terjemah Arti: Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): "Bukankah Aku ini Tuhanmu?" Mereka menjawab: "Betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi". (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan: "Sesungguhnya kami (bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan)", . . . 172. وَإِذْ أَخَذَ رَ...

Review Drama Teater Koma Dengan Judul “Calon” Karya N.Riantiarno

Review Drama Teater Koma Dengan Judul “Calon” Karya N.Riantiarno      Seni pertunjukan yang berjudul “Calon” karya N.Riantiarno menggunakan pendekatan  sosiologi. Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hidup bersama dalam masyarakat, dan menyelidiki ikatan-ikatan antara manusia yang menguasai kehidupan itu. Namun, menurut Soerjono Soekarno mengartikan sosiologi sebagai suatu ilmu pengetahuan yang membatasi diri  terhadap persoalan penilaian. Sosiologi tidak menetapkan ke arah mana sesuatu seharusnya berkembang dalam arti  memberi petunjuk-petunjuk yang menyangkut kebijaksanaan  kemasyarakatan dari proses kehidupan bersama tersebut. Jadi kesimpulannya arti dari pendekatan sosiologi tersebut adalah suatu landasan kajian sebuah studi atau penelitian untuk mempelajari hidup bersama dalam masyarakat.  Dalam drama teater koma yang berjudul “Calon” karya N.Riantiarno dan disutradai oleh Rangga Riantiarno.  Teater ini menceritakan tentang  dua...

Ketakutan Yang Mengejar

       Kegelapan kaubuat dengan keraguan, kau yang menyalakan sumbunya, tentang keputusan saja, kau serapuh itu.     Manusia macam apa kau itu?    Melihat aib orang lain lihai, aib sendiri kau buta.     Sesal itu menari di kepalakau, kantuk pun takut tuk datangi matakau. Bingung pun mengelilingikau, lawankau itu bahaya.    Siapa yang mau menemanikau kalau begini terus sikapkau? Mengusir kekurangan diri, melemparkannya ke orang lain.    Tahu begini, lebih baik lambat asal tepat, dari pada cepat, tapi sesat. Kini terpenjara di dalam jerujikau sendiri.    Cls, Sen, 080724, 00:10, halub© #ketakutan #kegelapan #ulahsendiri     Dirikau Sebenarnya Ketika Dihadapkan Tekanan Terdahsyat    Buah diperas tetap buah. Manusia tidak begitu, Bisa berubah sesuai yang tekanan inginkan, Bisa juga lari tak kembali lagi. Pilihan dan tingkat ketakutan pasti berbeda, Satu dengan yang lain.   ...