Etalase yang utuh #1
Ada sesuatu yang masih terjaga keutuhannya, tapi keberadaan dan jumlahnya mulai berkurang, tidak seperti zaman keemasan dulu. Meskipun masih ada yang terjaga keutuhannya seperti generasi terdahulu di zaman sekarang ini, yang penuh dengan kerusakan seperti begitu berserakan dimana-mana, seakan kebaikan sudah tak bisa menandingi kejahatan yang ada, tapi yakinlah ia tetap ada, ada di suatu tempat yang pencipta tetap jaga, karena ia selalu menjaga perintah dan aturan penciptanya.
Eric namaku. Akan coba Ku tulis kriteria itu, ciri-ciri cabin (calon bini). Aslinya ragu kutulis kriteria impian cabinKu mendatang, tapi ya kalau tak ditulis, hmf... Berasa terlalu glundung. Teringat kata salah seorang guruKu, "hidup jangan asal glundung ...!!
Orang ke selatan ikut ke selatan, orang ke barat ikut ke barat, seperti tak punya prisnsip, boleh mengglundung mengikuti arus magnet gravitasi bumi, tapi jangan sepenuhnya, harus punya haluan walau didalam haluan.
Kutulislah kriteria cabinKu untuk di masa yang akan mendatang, alih-alih mempersiapkan hari esok memang hari esok tiada yang tau pasti seperti apa wujudnya. Tapi setidaknya, rencana hari esok akan berbuat baik apa, sudah tertulis dan tergambarkan. Supaya jangan sampai ketika hari esok datang, diri masih bingung hendak berbuat apa dan akhirnya mengikuti kebanyakan orang. Yang kebanyakan itu belum tentu bisa menjadi acuan dalam sebuah kebenaran.
Kriteria cabin masa depan, teruntuk diriku yang sedang berusia 17 th saat ini. Aku memimpikan cabin yang :
1/. Taat kepada pencipta
2/. Punya adab kepada orang tua
3/. Hafidzoh + bercadar
Tidaklah banyak kriteria cabinKu di masa yang akan mendatang. Hanya tiga itu saja, hanya saja tiga kriteria itu hampir langka. Kalau "taat kepada pencipta" hanya diartikan dengan "sholat lima waktu", itu sih semua rata-rata biasa dan bisa lakukan itu.
Yang sulit arti taat "seutuhnya" seperti menjaga harga diri layaknya wanita muslimah "sungguhan", seperti sebuah etalase yang utuh.
Yakin sedikit kalau di beri syarat "sungguhan". Karena walaupun muslimah, sholat lima waktu, menutup aurat, suka mengaji. Tapi "menjaga harga diri" seperti sebuah dimensi lain yang berbeda.
Karena ada sebuah cerita nyata dari sumber yang terpercaya. Seorang wanita muslimah, dikenal oleh orang terdekat, mulai dari orang tua, sanak saudaraNya, mungkin sebagian teman sekolahnya, atau segelintir lapisan masyarakat ; seperti anak-anak tpq, ketua dkm, mungkin beberapa jama'ah sebuah masjid, sosok wanita muslimah ini dikenal baik, tapi tiada yang tau kan kalau itu semua hanya topeng dari perbuatannya yang ....hmmm, "tidak terduga".
Bisakah Kamu menebak apakah yang "tidak terduga itu?" .....
Biar izinkan aku meluapkanNya disini...
Ada seorang wanita berinisial yy, ia dikenal sebagai wanita baik-baik, di keluarganya, tetangga, sebagian teman.
Ternyata ada kegelapan besar yang tengah ditutupinya, bukan kegelapan biasa, ini sangat gelap. Aku yakin kalian sudah bisa menebak apa kegelapan itu !?
Bukan main arus kejahatan itu. Lebih dipilih oleh seseorang dengan alasan kebaikan, dengan alasan kemandirian. Nyatanya alasan itu hanya topeng tebal yang telah banyak mengelabui banyak lapisan, termasuk orang tuaNya. Ia rela menjual, mengobral kehormatannya, hanya karena "keragihan", hanya karena "sebuah kenikmatan semu yang pasti ada dampaknya, cepat atau lambat !!"
Ia pun melakukan itu terdorong dan termotivasi dengan orang lain, mereka adalah komplotan orang-orang yang orang mengenalNya ahli agama. Nyatanya agama hanya selimut bagi mereka untuk menutup nafsu yang disalurkan di jalan yang salah.
Terhempas, terlempar jauh jiwa ini, dengan sajian fakta yang ada. Bahkan aku yang hanya seorang "eric lemah", menjadi ragu dengan status, tampilan, etika yang ada pada sebagian saudari-saudari sekeyakinan denganKu, atas paparan kejadian yang bukan rekayasa ini, membuatku seakan satu langkah lebih dekat dengan waspada yang mepet ke "buruk sangka" kepada mereka. Walaupun aku yakin itu hanya sebagian dari mereka.
Bagaimana masuk ke kategori "beradab ke orang tua", kalau sudah biasa mengelabui orang tua !!
Padahal kisahnya wanita itu menpunyai kedua orang tua yang
Perhatian dan penyayang. Apa boleh buat bila setan sudah merasuk bahkan dijadikan peliharaan bahkan teman dalam jiwa, ia jatuh dalam candu "hubungan badan." Bila tiga hari tidak melakukan serasa ada yang aneh, ada yang kurang dari hidupNya. Yy bahkan sudah bisa mencari bahkan mengatur tentang seluk beluk "pelacuran".
Miris kisah yang kudapatkan, aku yang baru berusia 17, mendengar kisah semacam itu, nampak gusar melangkahkan kaki untuk menikah.
***
Matahari yang terbit sejak tadi, tidak terasa kini mulai surut cahayanya, waktu malam mulai menyapa eric dengan dengan kesendiriannya.
Tak lama eric yang kini mulai melanjutkan titik geraknya, dan perlahan meninggalkan suramnya cerita yang ia dapat tentang wanita "casing" belaka.
Ia belajar, belajar, dan belajar sambil berdagang di pasar. Walaupun hanya menjadi pembantu jual dagangan orang, dari situ ia mulai belajar banyak hal tentang kehidupan ini, terutama tentang "adab, adab kepada orang tua."
Bagaimana ia disitu mulai merefleksikan kesantunan yang mulai pudar dan nyaris hilang, ia bertekad bagaimana pun caraNya harus santun. Tak lupa bila masuk waktu sholat ia pun menyempatkan dirinya untuk mengaji, membaca beberapa lembar Al-Qur'an.
Dan eric masih membayang-bayangi cita-citanya yang dulu, tapi ia tidak begitu ambisius lagi, karena setelah menjalani semua ini, kuliah jurusan managemen, ditambah dengan biaya sendiri, bahkan eric juga masih menyisihkan sebagain uangnya untuk orang tua dan sebagian adiknya.
Karena Eric pernah mendapat sebuah petuah dari seorang temanNya "jangan lupa orang tua, sebagian harta hasil kita kerja, seberapa pun itu, berikan ke mereka (ibu lebih utama)."
Eric mencoba tuk mengingat kembali list kriteria wanita idamanNya dulu : hmm... "Mungkin ga ya, kan kalau aku ingin yang seperti itu, aku pun harus berkarakter seperti itu,
Dulu tuh apa ya, ia membuka buku jurnalNya, yang biasa ia tulis sebelum tidur. Ah ha ini dia...
Kriteria wanitaku, sederhana sih tapi, bisa engga ya...
1/. Taat kepada pencipta
2/. Punya adab kepada orang tua
3/. Hafidzoh + bercadar
"Semoga pencipta kabulkan permintaanku, kalaupun tidak, aku yakin pemberianNya, taqdir yang di goreskannya untukKu, adalah yang terbaik, karena aku tidak tau apa-apa, sedangkan ia maha mengetahui atas segalaaaa sesuaatuu, apa punn ituu".
***
Eric tumbuh dewasa, kini ia telah menyelesaikan kuliahnya, anehnya, dia lebih memilih jadi guru ngaji di sebuah masjid ketimbang melampirkan ijazah managemen nya di perusahan-perusahaan bonafit. Ia mengajar ngaji, menjadi imam masjid, terkadang menjadi pemateri dadakan, karena pemateri yang terjadwal berhalangan.
Sore itu angin berhembus dengan liukan yang tidak seperti biasanya, tapi angin tidak melenyapkan semangat mengajar eric, sore itu jadwalNya mengajar ibu-ibu lansia.
Seusai mengajar, salah seorang ibu mendatangi eric, "Ust... Ust..., Eric menoleh "iya bu, ada apa ?."
"Ini ust, ada sedikit yang saya ingin bincangkan dengan ustadz,"
"Jangan panggil ust nek," sahut eric, saya bukan siapa-siapa, hanya orang yang numpang mampir sebentar disini."
"Iya gini, langsung ke aja ya ke intiNya, ust belum menikah kan ?"
"Belum nek."
"Nah nenek ada kenalan nih, orang yang cocok untuk ust, kan nenek sudah tau sedikit cerita tentang ust, ust kan banyak personil keluarganya, ini kenalan nenek, orang baik-baik, rumahnya dekat dari masjid sini kok, niatnya biar ust nikah sama anak gadisnya, nenek kenal dengan ibunya, baik, sholehah, suka ikut pengajian juga, suka membantu sesama."
"Emang yakin nek, mereka mau menerima saya ?"
"Iya, in syaa Alloh, ust tenang aja, mereka sedang cari mantu dengan kriteria; • dekat dengan masjid, • hafizh, dan • beretika."
"Coba saya istikhorohkan dulu nek, saya juga harus mengabari hal ini kepada orang tua, bagaimana baiknya."
"Baiklah ust, nanti besok in syaa Alloh kataNya mereka berdua bapak dan ibunya mau bertemu ust, dan bincang-bincang ringan."
"Baik nek, in syaa Alloh."
***
Keesokan hariNya, ketika mentari mulai terbit dengan panjatan dan percikan cahaya yang terkesan "memukau."
Orang tua sang gadis yang diceritakan nenek kemarin benar-benar datang. Dua orang, seorang bapak yang berbadan tinggi tegap dan agak sipit matanya bersama istrinya yang menggunakan kacamata dengan seutas simpul senyum, mereka tersenyum, lalu menyapa eric, "Assalamualaikum ... Ust eric ya ?, Sahut sang ibu.
"Iya bu, betul, eric aja panggilnya,"
"Jadi gini ust, kita sudah dengar tentang ust dari nenek yang ngaji di ust, dan intinya, kita ada niat hendak menjalin kekeluargaan dengan Ust. Eric, si bapak mengawali pembicaraanNya."
"Baik bapak ibu, sebelumnya mohon maaf, bila sampai membuat bapak dan ibu sampai repot-repot datang kemari,"
"Ah tidak ust, biasa saja, kata si ibu,"
"Jadi, bapak ibu kan sudah mendengar bagaimana, seperti apa saya dari nenek, bagaimana mungkin bapak dan ibu bisa bersedia menjalin kekeluargaan dengan saya yang hanya seperti ini, terkesan tidak punya apa-apa, hanya seorang yang berusaha menemani anak-anak mengaji di masjid."
"Begini ust, kita bukan kesitu kok melihatnya, kita hanya ingin seseorang yang dekat dengan masjid, ta'at, beretika, dan in syaa Alloh semua karakter itu ada di ust, kita selaku orang tua berharap agar anak perempuan kami bisa dibimbing ust agar lebih dekat mengenal sang pencipta, sahut sang ibu."
"Oh ya ust, juga engga usah khawatir dengan pekerjaan, in syaa Alloh kita sudah sediakan, kebetulan Alhamdulillah kita dikaruniai sebuah percetakan sekaligus penerbit buku yang lumayan ternama di tanah air, yang nantinya ust bisa belajar bersama-sama mengelola dan mengembangkan usaha kecil-kecilan tersebut, kata sang bapak,"
"Wah... Maa syaa Alloh ... Tabarokalloh, saya jadi grogi gini, pa .. bu ... Baiklah, kalau begitu, in syaa Alloh saya akan coba istikhorohkan dulu permasalahan ini, kemudian saya juga akan coba komunikasikan dengan keluarga saya, sebelumnya... Terima kasih banyak ya, bapak dan ibu sudah mau repot-repot datang kesini."
"Baik ust, ditunggu ya kabar lanjutannya, kami pamit dulu ust, Assalamualaikum sahut si bapak.
disusul dengan si ibu, mari ust, jaga kesehatan ya ust.
"Baik bu ... In syaa Alloh, saya akan kabarkan lanjutannya.
"Ok ust, kata si ibu.
Sedangkan si bapak sudah jalan 50 meter lebih dulu menuju mobil."
Impianku tetap tertuju kepada wanita yang seperti "etalase yang utuh." Terjaga dan benar-benar terjaga dari berbagai hal yang dilarang pencipta, ujar eric ketika mereka meninggalkannya,
.....
Rtd, renew @ ahd 4 april 2021
Comments
Post a Comment