Etalase yang utuh #2
Eric merasa di udek-udek perasaannya. Dia merasa senang, disis lain dia juga merasa bingung, karena belum lagi siap "biaya" ini itu. Pasti banyaaaak gumamnya resah.
Gimana ini, kalau aku telepon bapak dan ibu ....
"Memang mereka sudah rela aku menikah?, sedangkan adik-adikku banyak, 8 orang jumlahnya".
Ahkhhhhh.... Erik pun sangat risau,
"Ya Rabb tolonglah aku...
Aku yakin, aku hancur tanpaMu, aku yakin seyakin-yakinnya aku lebur dengan kondisi yang baru seperti ini, bila tanpaMu, semakin tenang semakin reda risau eric, dan dia menutup kata dan perasaan risaunya, 'aku sangat yakin tanpa petunjukmu aku binasa' dia mulai merebahkan sejenak tubuhnya sambil berpikir dengan tenang."
Mereka sangaaat banyak, sangking banyaknya, aku ...
Tak tega memilih jalan menikah ini, aku yakin mereka akan merasa kehilanganku, karena aku tau bagaimana mereka, dan mereka pun tau bagaiman aku, tapi kondisi ini sudah membuatku terpojokkan, seakan mereka yang pegang semua kendali jalannya alur ini.
Mereka adalah hartaku yang berharga :
1.Jolani
2.Tredmi
3.Roled
4. Chewid
5. Quedi
6. Lasrd
7. Gyudaq
Jolani tengah sibuk dengan studi "bahasa inggris" di kampusnya, kadang juga suka minta temanin jalan-jalan kalau sedang suntuk dengan kuliahnya. Kalau aku memutuskan untuk me ...ni ... K.
Malas aku melanjutkannya, berat aku memikirkan ini, muak rasanya.
Mau menikah ... Tapi tabungan juga belum cukup, bagaimana dia nanti, mampukah hidup bersamaku dengan mode "minimalis"
Aku takut, "bagaimana kalau nanti dia yang bakal jadi calonku, tidak bisa menerimaku sepenuhnya, aku baru akan diterima bila aku ... Ka..ya..
Persiapan juga belum ...
Bayangan adik-adik dan orang tua lebih menghantui, mereka ikatan pertamaku. Oh bingungnya diriku, aku yang sudah berumur cukup, tapi belum cukup matang dalam hal finansial, lalu lawanku anak seorang yang biasa tercukupi kehidupannya, pemilik sebuah percetakan dan penerbit buku yang lumayan ternama di tanah air.
Kemudian tredmi dan roled adik kembarku yang caem, mereka berdua anak perempuan yang suka banget jail, tapi asik orangnya. Mereka jail kasih sayang dan perhatian mereka sangat utuh terhadapku. Bagaimana ini ?...
Bila aku menikah, hari-hariku bersama mereka akan sangat berkurang, bahkan nyaring pupus tak ada waktu, karena nantinya aku akan mulai menghabiskan hari-hariku bersama orang baru, ya baru kukenal.
Chewid dengan tatapannya yang tak biasa, ia memandangku dingin seakan jauhhh tak kenal dan tak suka. Ia seperti mengisyaratkan "jangan...jangannnn bang, elu belum siap, tapi itu hanya sorotan dingin matanya saja, aslinya dia tidak langsung ucapkan hal itu kepadaku, sikapnya yang mengisyaratkan seperti itu", mengisyaratkanku untuk mundur dan benahi diri lebih serius lagi, karena diantara adik-adiknya yang lain, hanya chewid yang paling persis seperti psikolog expert, tukang pandang masa depan yang jauuuhh lagi hebaat pandangannya, kalau masalah umur, dia jauh lebih muda dariku, tapi dia seakan sudah memiliki cara pandang yang lebih akurat dan tepat dibandingkan aku.
***
Eric mencoba memberanikan diri, ia menelepon bapak dan ibunya tentang perihal ini. Bapak eric merespon antusias "wah bagus ric, kalau begitu segera urus saja berkas-berkasmu, lagian kan kamu juga sudah berumur 25 tahun bukan ?"
"Belum Pak 3 bulan lagi, baru 25."
"Ya itu sih sudah 25 masuknya, sudah tak usah ragu, maju sajalah, jangan seperti Bapak yang nikah di umur 30, baiknya 25 ric."
"Pak eric tidak seperti itu, yang eric pikirkan adik-adik eric banyak Pak, tukasnya, dengan perasaan yang serba salah."
"Bapak pun terdiam."
"Eric berkata-kata dalam diamnya, mau nikah, tapi adik banyak, malah ada yang tidak sekolah formal, alias gratisan, semua adik-adikku yang sudah besar mengisyaratkan dengan jelas JANGAN NIKAH DULU, BANYAK ADIK, KALAU NIKAH GIMANA ADIK-ADIK, LIHAT BAPAKKAN SEPERTI APA SKARANG !!"
Ibu mengambil alih telepon yang sedari tadi di pegang bapak,
"Eric, anak ibu yang baik, sekaligus anak tertua ibu, bukan Ibu mau menahan atau melarang kamu, tapi coba pikirkan lagi, adik-adikmu, bapak sudah tak sekondisi dulu lagi, mungkin kalau kamu tetap bersikeras mengikuti kata-kata Bapak, ya sudah coba kamu sampaikan ke orang tua sana, terutama bapaknya, bilang kalau mau, akad nikah dulu aja, perayaannya nanti saja, karena kamu dan dia kan masih sama-sama belajar, ini saran ibu. Selanjutnya terserah kamu, kalau kamu lebih condong ke omongan bapak ya ibu ga bisa maksa dong, toh nantinya juga kamu yang bakal jalanin."
Eric menjawa nasehat lembut ibunya, "baik bu, biar eric memikirkan ini dulu, saran dari ibu dan bapak, nanti eric kabarin lagi gimana kelanjutannya."
"Iya ericku, jangan terlalu gegabah dan terburu-buru ya, pikirkan ini matang-matang, ibu masih ingat lho, impianmu yang dulu, sebuah etalase yang utuh kan, kamu sudah berusaha menjadikan dirimu terjaga dari pergaulan yang tidak baik, kemudian kamu memimpikan sebuah etalase yang utuh, yang juga terjaga luar dalamnya, pencipta tidak pernah tidur eric, selalulah meminta kepadanya, pencipta lebih sayang, lebih tau tentangmu, ketimbang ibumu sendiri, jaga kesehatan ya eric, jangan sampai satu masalah ini, membuat langkahmu terhenti."
"Iya ibu, terimakasih banyak nasehatnya, sarannya. Ibu dan bapak juga, jaga kesehatannya ya."
***
Nikah engga, nikah engga. Kok jadi bingung gini ??
Tiga adik terakhirku, quedi, lasrd, dan gyudaq, mereka belum tau akun akan melangsungkan pernikahan. Tiga adik terakhirku ... Mereka masih kecil-kecil, quedi kadang butuh dijenguk, karena rumahnya dekat rumah. Lasrd sekolahnya jauh dari rumah berjarak ratusan kilo. gyudaq ... Bahkan dia yang paling tragis, ketika kelas 4 SD, dia yang bilang sendiri "aku mau mondok aja, kasian ibu dan bapak harus anter jemput aku tiap hari, jelas si eric.
Berat aku memutuskan untuk melangkah ke nikah !!
Aku hanya ada tabungan 750.000. harus cari pinjeman kemana ??
Aku berputar-putar dengan diriku sendiri, sambil merebahkan badan, pikiranku pergi kesana kemari. Mana esok waktunya memberikan jawaban ke bapak dan ibu itu, aku harus memikirkan bagaiman nanti aku menolaknya dengan tolakan yang bisa diterima mereka.
"Bang lu bisa kesini engga,quedi,"
"Wah kenapa quedi tiba-tiba gini", ujar eric dalam hati
"Baik lah aku balas dulu, "iya qued, lu ngapa chatnya tiba-tiba gitu?."
"Iya bang maaf, gw denger lu mau nikah ya ?"
"Lu dikasih tau ibu ya, atau kaka ?"
"Ada lah bang, lu kesini aja cepetan, penting !!
"Ok gw jalan, qued."
***
"Assalamualaikum quedd...."
Gimana kabar ?
"Alhamdulillah baik bang, sini bang masuk, maaf ya ini rumah tahfidznya berantakan,"
"Ah elu mah emang suka yang berantakan, kan ?" Sahut eric.
"Bukan gitu bang, jadi gini ...langsung aja ya bang, gw tau lu pasti butuh duit kan buat nikah... Nah ini gw ada kenalan bapak-bapak pengurus masjid, nah gw terpaksa kemaren, ngajak ngobrol dia, cerita tentang masalah elu, dan dia katanya siap aja minjemin elu duit sekitar 40jt bisa bapak itu, lu emang butuh berapa ? sahut quedi."
"Waduhh...kok lu sampai segitunya?" Kata eric
"Engga apa-apa bang ... Ya gw kan udah kenal lu lama...
Masa gw kurang peduli atau tidak peduli sama sekali dengan kondisi lu yang lagi kaya gini." Sahut quedi.
"Ok, tapi gimana gw gantinya nanti ?"
"Ya ntar lu gw ketemuin dulu sama Bapak-bapak itu, biar lu jelasin gimana elu mampunya." Kata quedi.
Eric pun bertemu dengan bapak itu.
"Assalamualaikum, ini abangnya quedi ya ?
"Waalaikumussalam, Iya betul pak, maaf ini pak pagi-pagi begini sudah menyita waktu bapak."
"Ah engga, biasa aja, saya sudah dengar dari quedi yang tentang masalah itu. Nah jadi gini ric, kamu eric kan ya namanya?"
"Iya pak betul, iya pak mohon sebelumnya, saya meminjam dengan nominal yang tidak sedikit, saya hanya bisa ngangsur 500rb perbulan bagaimana pak?"
"Oh masalah angsuran itu, kamu tenang aja ric, iya tidak masalah juga kalau kamu mampunya segitu tiap bulan, yang penting komitmennya aja, dan kalau bisa ketika ada uang lebih di tambah aja angsurannya, karena ini kamu akan mengangsur kurang lebih 3 th 3 bulanan, lumayan lama, untuk memperingan kamu juga kan, pasti ini akan terpikirkan trus di benakmu, jadi gitu aja dari saya, oh ya nanti kamu w.a saja ya nomor rekeningmu, semoga lancar semua urusan nya ya ric."
"Baik pak, in syaa Alloh saya akan berkomitmen kuat dengan ini, terima kasih banyak sebelumnya pak, semoga Alloh berkahi selalu bapak dan keluarga."
"Aamiin... Baik saya pamit dulu ya, Assalamualaikum..."
"Waalaikumussalam, aku dan quedi menjawab."
"Noh kan bang dia mah bae orangnya, udah agak tenang kan lu, cieee jadi nih lu kawin ...?"
"Kawin kawin, nikah kali,"
"Y udah qued, kita makan-makan dulu dah di luar sebagai wujud syukur gw."
"Nah begini nih yang gw demen, ayo dah buru"
Quedi dan eric berbincang riang di luar, sambil makan-makan, dan mengenang masa lalu mereka sebelum seperti saat ini.
_____________________________
Dari kamis 8 apr - 20 apr 2021, lambat, harus dipercepat nulisnya. @rtd, sel 20 apr
Cerpen ke 1 bagian 2
//Butuh lanjutan, lanjut ke #3, in syaa Alloh//
Comments
Post a Comment