Biografi Abu Bakar
Abu Bakar dari kabilah Taim bin Murrah bin Ka’b. nasabnya bertemu dengan nabi pada Adnan. Setiap kabilah yang tinggal di Mekah punya keistimewaan tersendiri, yakni ada
tidaknya hubungannya dengan sesuatu jabatan di Ka’bah. Untuk BanuTaim bin Murrah menyusun masalah diat (tebusan darah) dan segala macam ganti rugi.
Abu Bakar bernama Abdullah ibnu Abi Quhafah At-Tamimi. Abu Quhafah nama sebenarnya Usman bin Amir, ibu Abu Bakar disebut Ummul Khair, sebenarnya bernama Salma binti Sakhr bin Amir.
Di masa jahiliah bernama Abdul Ka’bah, lalu ditukar oleh Nabi menjadi Abdullah Kuniyahnya Abu Bakar.
Beliau diberi kuniyah Abu Bakar karena dia mula-mula sekali masuk Islam. Ada juga yang mengatakan bahwa tadinya ia bernama ia bernama Atiq, Dinisbahkan pada nama Ka’bah yang lain, yakni al-Baitul ‘Atiq atau “Rumah Purba”. Kata Atiq berarti juga “yang dibebaskan karena dari pihak ibunya tak pernah ada anak laki-laki yang hidup. lalu ibunya bernazar jika ia melahirkan anak laki-laki akan diberi nama Abdul Ka’bah dan akan disedekahkan kepada Ka’bah. Sesudah Abu Bakar hidup dan menjadi besar, ia diberi nama Atiq, seolah ia telah dibebaskan dari maut.
Gelarnya as-shiddiq yang berarti amat membenarkan. Beliau digelari as-shiddiq, karena amat segera membenarkan Rasul dalam berbagai macam peristiwa, terutama peristiwa Isra’ dan Mi’raj.
Semasa kecil Abu Bakar hidup seperti umumnya anak-anak di Mekah. Dalam usia muda ia kawin dengan (1)Qutailah binti Abdul Uzza. Dari perkawinan ini lahir Abdullah dan Asma. Asma inilah yang kemudian dijuluki Zatun Nitaqain. Sesudah dengan Qutailah ia kawin lagi dengan (2)Umm Rauman binti Amir bin Uwaimir. Dari perkawinan ini lahir Abdur-Rahman dan Aisyah. Kemudian di Madinah ia kawin dengan (3)Habibah binti Kharijah, setelah itu dengan (4)Asma binti Umais yang melahirkan Muhammad.
Di masa jahiliah Abu Bakar berniaga. Perniagaannya sangat luas. Dia seorang pedagang kaya yang memiliki lebih dari 40.000 dirham tunai ketika memeluk agama Islam. Sesudah memeluk agama Islam ditumpahkannyalah seluruh perhatiannya untuk mengabdi dan menyiarkan agama Islam. tidak ada lagi perhatiannya kepada urusan perniagaan, hanya sekedar untuk menutupi keperluan hidup dengan keluarganya sehari-hari.
Di masa jahiliah beliau terkenal sebagai orang yang jujur dan berhati suci. Tatkala agama Islam datang segeralah dianutnya, kemudian ikut menyiarkan dan mengembangkannya. Dalam mengembangkan dan menyiarkan agama Islam beliau mendapat hasil yang baik. Banyak pahlawan Islam menganut agama Islam atas usaha dan seruan Abu Bakar, nama-namanya telah disebutkan pada bagian pendahuluan.
Aisyah menyebutkan bahwa ia tak pernah minum minuman keras, di zaman jahiliah dan Islam, meskipun penduduk Mekah umumnya sudah begitu hanyut ke dalam khamar dan mabuk-mabukan.
Setiap hari Abu Bakar membeli dan menjual domba, dan mempunyai sedikit gembalaan yang sesekali harus ia gembalakan sendiri. Sebelum menjadi khalifah, ia telah terbiasa memerah susu domba milik kabilahnya, sehingga ketika ia menjadi khalifah, seorang budak anak perempuan menyesalkan dombanya tidak ada yang memerah lagi. Abu
Bakar kemudian meyakinkan anak perempuan itu bahwa ia akan tetap memerah susu dombanya, dan martabat tidak akan mengubah tingkah lakunya. Sebelum wafat, ia
memerintahkan menjual sebidang tanah miliknya dan hasil penjualannya dikembalikan kepada masyarakat muslim sebesar sejumlah uang yang telah ia ambil dari masyarakat sebagai honorarium
______________________________________
(https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://jurnaliainpontianak.or.id/index.php/alhikmah/article/view/84&ved=2ahUKEwj8tNDapvPvAhWiQ3wKHb93CokQFjABegQIBRAC&usg=AOvVaw0T6fyt3npDUD7xiD70hPoZ)
Comments
Post a Comment