Hanya ingin trus #1
(Ban)
Berjalanlah, berlarilah, dan berhentilah ban,
Kamu tidak pantas melaju trus tanpa perintah,
Dirimu hanya sebatas benda mati yang hanya berjalan, berlari, dan berhenti sesuai perintahku,
Tidak ada mimpi kebebasan, tidak ada mimpi istrirahat disaat kau ingin, tidak ada perjalanan disaat kau mau, semua sesuai perintah, Diamlah dan berhenti buat onar, itu semua sungguh memalukan duhai ban, benda mati !
Sebagian hanya ingin trus, ya trus-trusan,
ban mati jadi ban**,
Padahal banpun menangis, kenapa, kok bisa benda mati nangis, kan ban kuat ?
Kan ban benda mati ? Bankan ga punya perasaan !
Hanya bekerja sampai mati'
Jadi sebelum benar-benar mati truslah berputar, truslah bawa trus apa yang diatasmu, trusss dan jangan berhenti sebelum intruksi.
Heh ban, kenapa kamu terlihat putus asa, terlihat lesu,
Kamu murung ya ? Karena bebanmu begitu banyak ?!
Buat apa putus asa, buat apa lesu, k a m u k a n benda mati,
Ngapain, mau hidup?, atau mau pura-pura hidup ?!
Kamu udah mati, jadi kalau mau hidup itu berarti biangnya kebodohan, tidak, tidak ada libur bagimu.
Ga usah pikir-pikir tentang "inqaadh"*
Kamu itu mati lho, jangan bodoh ya,
Truslah berputar, trus-trus, iya gitu trus ya, ga ada bagimu keindahan, bagimu hanya kekerasan, kerasnya aspal, Kerasnya terik mentari.
Truss, jalan truss, tiada waktumu kembali ke perkumpulanmu, engkau, engkau tidak punya perkumpulan,
Bila kau inginkan perkumpulan suatu hari nanti engkau akan punya sebuah perkumpulan,
Berkumpul bersama ban-ban bekas yang siap dibakar.
Yang asapnya hanya menimbulkan kerisuhan, yang gelap.
Enyah saja dari tangismu wahai ban, tiada tangis yang boleh keluar darimu, ya karena engkau harus sadar, engkau benda mati !!
Apa benda mati punya rasa, punya hak untuk sekedar menikmati matahari terbit dan terbenam,
Tidak, tidak, dan tidak ada.
Engkau hanya ban, tahu dirilah wahai benda mati, yang hanya ditugaskan bergerak sampai mati, bergerak membawa sesuatu yang bernyawa sampai, sampai engkau tidak terpakai dan dibakar !!
Tidak, tidak ada tangisan, tiada juga penyesalan, apalagi liburan,
Liburmu, kamu mau liburmu, liburmu ada, tapi hanya ada dua:
Ketika yang mengendalikanmu istirahat, dan ketika kamu sudah tidak terpakai dan siap dibakar.
Jadi kau sudah sadarkan, hidupmu, mimpimu.
Hanya dipakai orang.
Mau libur, liburmu hanya kematian,
Karena engkau benda mati,
Jadi tak payah lagi, masuk-masuk ke dalam mimpi yang empunya, lalu kau ingin kabur, membebaskan diri, justru dengan dipakai engkau menjadi bebas,
Berhentilah merusak mimpi orang lain, dengan masuk ke mimpi indahnya, kau hanya ban, tahu dirikah engkau?
Banpun hidup, akhirnya dia hidup di tempat lain, dia bertemu dengan orang yang dicintanya, dia tertawa bersama ban yang yang lain, tapi itu hanya mimpi bodoh benda mati.
Bosan ban, truslah berputar ban, hantarkan orang-orang yang berada dipundakmu, bila mereka meludahimu, mencercamu, kuatkanlah dirimu ban, truslah berputar, bawalah mereka, sampai ke penghunjung kegembiraannya,
Kegembiraanmu ada ketika kegembiraan mereka terwujudkan.
Berhentilah merasa lemah, berhentilah merasa bodoh, jalan trus, tatap ke depan, semua ada menanti kedatanganmu,
Tutup mimpimu, tulis semua keinginanmu, bahkan dimana tempat matimu, walau itu semua belum tentu kau dapatkan,
Berputarlah ban, truslah berjalan kedepan, jangan dengar ocehan mereka yang berada dipunggungmu, antarlah mereka dengan selamat, lupakan kata-kata tajam dari mereka, karena mereka hanya diciptakan untuk itu, untuk lebih menguatkanmu,
*Nabung
**Kamu mati jadi seperti ban
Comments
Post a Comment