Skip to main content

Mengenal berbagai energi (versi cerpen#1)

 





Mengenal berbagai energi



Laba-laba itupun sakit, setelah bekerja susah payah untuk menghidupi keluarga. Dan estafet tugaspun digulirkan ke generasi berikutnya. Anak laki-lakinya yang bernama momontaro menjadi pengganti sang ayah, 


Ada seorang pekerja tambang emas pernah mengatakan :


_"mau pola laba-laba atau pola cicak, intinya bonafit besar, dalam pola cicak kalau bonafitnya besar, mulutpun bungkam"_


Karena tidak semua bisa menuju ke arah itu, dan kebanyakan peniru cicak dkk sejati, bahkan sampai mati, 


Di dunia ini terlalu banyak energi yang saling baku hantam.

Ada kepala batu, banyak omong, mulut besar, main aman, ada yang barkatakter mindset lu salah gw engga, dan banyak lagi.


Tapi itulah dunia, semua tiada yang sempurna, hanya kebodohan bila menganggap kesempurnaan itu ada,

Tidak usah merasa lebih baik dari orang lain, itulah kesalahannya.


Kesalahan demi kesalahan trus diulangi sampai akhirnya kesalahan tidak lagi dianggap sebagai sebuah kesalahan.


Kesalahan yang terlihat ringan dan spele menurut sebagian orang, pinjam uang untuk hal yang mendesak !?

Terlihat wajar dan bisa dimaklumi, tapi tidak pernahkah terpikirkan ketika sedang memiliki uang yang cukup banyak untuk mengantisisapi suatu hal yang tidak terkira kejadiannya,


Bisakah, menyimpan sebagian uang atau harta dalam arti cukup untuk suatu hal yang tidak terduga, seperti laba-laba sehat ? 


Mereka laba-laba seperti bisa meprediksi hari esok dengan melihat kondisinya hari ini, mereka bisa menyimpan harta dalam jumlah tertentu, sampai tidak sempat bagi mereka untuk meminjam harta temannya,


Tapi bagaimana kalau ceritanya laba-laba sakit, siapa yang mensuplai kebutuhan sehari-harinya, sebagaimana kasus di atas, seekor laba-laba yang terbaring sakit hingga tak mampu lagi melanjutkan tugas utamanya sebagai pencari nafkah bagi dirinya dan keluarganya.


Yang akhirnya tugas tersebut dibebankan ke anak pertamanya yang laki-laki, lantas apakah pantas bila teman-teman laba-laba yang berada dekat di sekitarnya bilang "hanya bisa memulai tapi tidak untuk menyelesaikan."


Itu pasti menjengkelkan bagi laba-laba yang berhati dangkal, tapi tidak bagi yang berhati luas. yang berhati luas mungkin akan berkata : "bicaralah, bicaralah, bicara sesukanya sampai puas, sampai tak mampu lagi bicara, karena itu hak kalian, aku hanya merasa bangga, bahwa aku masih diakui oleh kalian."


Tetap saja si anak laki-laki, anak pertamanya laba-laba, mungkin awalnya simpati, iba, empati terhadap ayahnya, beriring laju cepatnya waktu, iapun lama-lama muncul rasa kesal, "kenapa ayah tidak kerja-kerja, aku suka bekerja, tapi kalau hasil kerjaku hanya habis untuk yang lain dan tidak untukku, lebih baik aku tidak lagi tergabung dengan keluarga ayah, lebih baik aku sendiri."


Ambisi dan emosi tidak bisa dihindari, hingga si anak laba-laba memutuskan untuk pergi tinggalkan rumah, padahal dia belum tau kalau sakit yang ayahnya derita akan membawa ayahnya kepada akhir dari kehidupannya.


Ia pergi dengan kesal sambil menggerutu . . .


 "kalau belum siap membangun sebuah ikatan keluarga lebih baik tidak usah dulu, kenapa ayah tidak memikirkan hal ini dengan pikiran yang sehat dan perenungan yang mendalam, bikin malu saja, gumamnya."


Tidak terasa perjalanan mengantarkannya ke sebuah lembah perkumpulan laba-laba, disitu layaknya sebuah perkampungan laba-laba, banyak sekali berbagai jenis laba-laba disitu, ia mulai berkeliling dan memperhatikan setiap jenis laba-laba yang ditemuinya, pada akhirnya ia melihat sebuah keluarga laba-laba yang terdiri dari  7 anggota keluarga. ia mulai memperhatikan keluarga itu, ternyata ia dapati mereka semua terjangkit penyakit anoroc disorder discapable healthist, sebuah penyakit ganas yang sedikit sekali presentasi kesembuhannya, 


Tubuh laba-laba ini langsung jadi pemerhati dadakan, dan ia mulai bengong, tercengang dengan pemandangan yang dilihatnya, setelah dia benar-benar memperhatikan dengan seksama, ia menemukan hanya ada satu anggota yang tidak terjangkit penyakit ganas itu, dia anak kedua dari anggota laba-laba tengah sibuk dengan segenap tenaga yang dimilikinya, berusaha merawat 6 anggota lainnya, anak kedua itu menanggung semua beban, mulai dari beban ayahnya yang bertugas mencari nafkah, Tugas ibunya dan tugas anggota yang lain.


Tindakannya kabur dari rumah, merasa tidak ingin lagi tinggal bersama keluarga, merasa paling benar sendiri, padahal...

Hendak pergi kemanapun dia tidak tau ?

Rasa sesalpun mulai menyelimuti,


Dengan berat hati dia terdiam, termenung sesaat, haruskah aku pulang, atau aku pergi sampai nanti, sampai energiku benar-benar bisa dibagikan bagi banyak orang yang membutuhkan ?


Ia terhempas oleh masa lalu, mulai teringat sikap congkaknya waktu itu, menganggap rendah kepala anggota keluarga, menganggap semua hanyak kesalahan kecuali dia seorang, ia duduk dengan lemas dan kebingungan hendak kemana lagi kaki akan dialngkahkan, "aku belum tau apa-apa, aku hanya baru mengenal sedikit saja dari kumpulan energi yang begitu banyak di dunia ini, naifnya diriku.


Ia ingin pulang tapi ada rasa malu dan gengsi yang sangat di dirinya, karena sudah terlampau angkuh saat itu, dan sekarang mau mau melangkahpun tidak tau ke arah mana kaki harus dilangkahkan. . .

Bila pulang sekarang, ia tidak memiliki apapun, belum punya banyak hal yang dapat dibanggakan, atau satu hal pun belum punya untuk membuat keluarga terutama Ayah dan Ibunya bangga. 


Akhirnya dia memutuskan untuk tetap kerja di perantauannya, Sampai nanti, dan ia akan balik kalau sudah menerima gaji dan menyimpan uang dengan cukup untuk bekal usaha di kampungnya. Jarak antara rumahnya dengan perantauan 6.618 km.


                                * * * 


Waktu yang dinanti akhirnya tiba, saat momontaro sang laba-laba sulung itu melangkahkan kakinya untuk pulang, tapi, ia mendapat beberapa prihal janggal yang membuatnya tidak nyaman semalaman sebelum keberangkatan hari esok, sebuah perasaan gelisah yang tiba-tiba muncul dan menetap begitu lekat di hatinya, membuat malam terasa begitu lama, seakan hari esok matahari tak ada lagi waktu bagi matahari tuk bersinar kembali.


Ketika pagi tiba, ia tetap melangkahkan kaki,  Untuk keberangkatan menuju rumah yang dia sangat dirindukannya, detik-detik perjalananpun dilalui, Jarak tempuh 6.618 km biasanya memakan waktu 2-3 jam lebih bila menempuh perjalanan udara, 


                               * * *


Sampailah momontaro di gerbang desa tempat dimana rumahnya berada, setelah 5th lamanya meninggalkan desa, sudah terlalu banyak ia dapati perubahan di desanya, ia dibuat linglung dengan semua itu.


Sedikit lagi kaki momontaro menyentuh halaman rumahnya,  ia melihat bendera kuning terpasang didepan rumahnya, 


Mata momontaro mulai terbelalak "apa ini, ini sambutan macam apa, kenapa yang seperti ini dibuat becandaan" !


Ia tetap melangkahkan kaki, tarik nafas dalam-dalam, pernafasan air, tenang dan melingkup semua yang berada disekitarnya,


Adik kecil keluar lebih dulu, berlari kecil, menuju momontaro, dan langsung memeluknya, "Bang, abang harus kuat ya, jangan terlalu sedih, karena akupun bisa tidak terlalu sedih, abang pasti lebih bisa, 


"Ada apa dik," iya abang, dugaan abang pasti benar, adik tau, abang pasti sudah menduga apa yang telah terjadi dengan kita, "abah telah pergi bang," 


Momontaro mendadak lemas, pelukannya yang semula erat, mulai kendur dan lepas dari memeluk erat adiknya, ia terduduk lesu, matanya berkaca-kaca, dilepasnya tas serta barang bawaan di tangannya,


"Aku belum tau apa-apa tentang dunia ini, kalau saja aku lebih sabar waktu itu, waktu ayah Memimantaku untuk menggantikan pekerjaannya, malah aku lebih memilih diri sendiri dan emosi karena seakan aku menjadi budak banyak orang, ternyata ini semua kebaikan untukku,"


Momontaro juga mulai mengingat kembali, kenangan waktu dia pergi dari rumah dengan kesal waktu itu, iapun pernah bertemu seorang laba-laba yang seumuran dengannya, yang terpakasa menjadi tulang punggung keluarga, padahal dia anak kedua dari 7 anggota keluarga dan semuanya sedang terkena penyakit ganas "anorec disorder discapable healthist."


"Harusnya ketika aku bertemu dan menyaksikan perjuangan anak kedua itu, yang sedang bersusah payah membela keluarganya, 'kenapa aku tidak langsung pulang, aku hanya sadar tapi abai,'  sekarang semua telah terjadi, memang benar adanya perkataan : 


"Alam semesta ini saling berkaitan, satu dengan yang lainnya, terlalu angkuh bila merasa paling mengenal berbagai energi"


Aku hanya . . .

 "H a . . . n . . y . . a, makhluk lemah yang sombong dan belum tau tentang berbagai energi yang ada dan bagaimana menyikapinya,"


Melelehlah air mata penyesalan, putus asa, kesedihan, kemarahan, kelemahan, keegoisan dari mata momontaro.


Ia terkulai lemas, seakan semua tenaga, semua energi yang pernah ditemuinya, yang pernah dikenalnya, menguap sementara.


Dengan kejadian itu semua, ia beetekad tidak akan pernah mau lagi mengandalkan naluri nya ketika menemukan sebuah energi yang membuatnya 'bingung', 


 "mulai sekarang aku akan trus membiasakan pengaduan, meski hal yang sangat sepele sekalipun, hanya dia, hanya prnciptaku yang lebih tau, bagaimana harus menyikapi berbagai energi yang hadir, dengan tepat dan cepat, ia pasti memberikan petunjuk yang benar."


. . . . . . .







Comments

Popular posts from this blog

Deep Talk, tau diri #1

    Hal apa yang membuatmu jatuh cinta pada seseorang? Anonim Dijawab 10 bulan yang lalu Mungkin jawaban ini akan sedikit terdengar seperti sinetron, namun percayalalah, semua rasa yang sampai pada saya benar-benar nyata. Maaf kalau berantakan, saya bukan penulisdibi  chat. Kalau saya kirimi pesan jam 7 malam, baru akan di balas besok paginya. Ntah memang baru di baca atau di sengaja, saya tak tau, yang jelas hal seperti itu membuat saya tak pernah bosan dengandia. Lama-kelamaan kami mulai jalan berdua tanpa perlu di jebak lagi. pulang dinas saya sering bawakan dia yang sedikit spesial dari yang lain. Saya kirimi go food ke kampus atau tempat kerjanya dan akhirnya dia paham kalau saya suka dia sebagai seorang laki-laki, perhatian ini bukan sekedar abang ke adik lagi. Tapi dia menolak. Penolakan pertama yang saya terima. Ketika banyak yang secara fisik dan materi lebih baik dari dia dan menginginkan saya, dia justru menolak saya. Alasannya karena kami berbeda dari banyak hal. Dari umur

Dua hal yang tidak disenangi manusia

  شيئين لا يحبهما البشر Dua hal yang tidak disenangi manusia  Dalam hidup di dunia ini, banyak manusia yang ingin hidup selama-lamanya dan ingin bersenang-senang, padahal dia tidak tau bahwa hidup di dunia ini hanya sementara. Padahal dia tidak suka bila nanti kesenangan itu mengganggunya, Rasulullah ﷺ  bersabda : Ada dua perkara yang tidak disukai anak adam yaitu *mati*, padahal mati lebih baik daripada fitnah (cobaan). Dan *sedikit harta*. Padahal sedikit harta itu bisa meringankan siksaan (HR. Ahmad). Di dalam hadits di atas ada dua yang tidak disenangi manusia antara lain yaitu : 1./  Kematian Banyak orang yang tidak suka kematian, padahal kematian itu lebih baik daripada hidup di dunia, dengan kematian bisa membawa kita lebih baik dan mendapatkan kehidupan yang sangat indah dan Allah serta rasulnya akan memberikan lebih baik daripada dunia, Allah berfirman pada Qur'an surat Al-Imran : 102) "Wahai orang yang beriman bertakwalah kepada Allah dengan sebenar-benarnya takwa ke

Follow akun medsos artis ?

 Apa hukum nya lk2 sdh mnikah tp aku medsos nya ig contohnya, itu si lk2 ngefollow artis2 perempuan ? Mungkin sperti artis drakor contoh nya, ntah si lk2 ini ga bisa ngasih alesan yg jelas mengapa nge follow akun2 artis cw? Bgitupunsebalik nya  . Apa hukum nya lk2 sdh mnikah tp aku medsos nya ig contohnya, itu si lk2 ngefollow artis2 perempuan ? Mungkin sperti artis drakor contoh nya, ntah si lk2 ini ga bisa ngasih alesan yg jelas mengapa nge follow akun2 artis cw? Bgitupun sebalik nya. . (قُل لِّلۡمُؤۡمِنِینَ یَغُضُّوا۟ مِنۡ أَبۡصَـٰرِهِمۡ وَیَحۡفَظُوا۟ فُرُوجَهُمۡۚ ذَ ٰ⁠لِكَ أَزۡكَىٰ لَهُمۡۚ إِنَّ ٱللَّهَ خَبِیرُۢ بِمَا یَصۡنَعُونَ) [سورة النور 30] . 30 maksudnya, berilah pengarahan dan katakan kepada kaum Mukminin, yang masih mempunyai keimanan yang dapat mencegah mereka terjerumus dalam perbuatan yang menodai keimanan mereka, “hendaklah mereka menahan pandangannya,” dari melihat aurat-aurat (hal-hal yang tak pantas dilihat) dan wanita-wanita asing (yang bukan mahram) dan anak-anak